Saturday, July 14, 2007

Ketika manusia menjadi allah

Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." (Gen 3:22 )

Apa yang terjadi dibalik sepenggal episode ayat diatas?

adam hayah echad...

Ya, adam - manusia telah menjadi seperti salah satu dari Allah Tritunggal, manusia telah menjadi allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.

Mengapa Allah befirman demikian?

Sebab pada mulanya, manusia hanya mengenal Allah, mengenal yang baik saja. Belajara tentang kebaikan dari Allah. Dan Allah lah yang selalu mengajarkan kebaikan kepada manusia. Bahkan Allah telah merancangkan hal-hal yang baik buat manusia

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Jer 29:11 )

Ketika Allah memberitahukan kepada manusia mengenai rancanganNya kepada manusia

''... tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Gen 2:17 )

Manusia lebih memilih untuk tidak percaya kepada rancangan Allah dan menjadikan Allah sebagai 'seorang pembohong'. Manusia lebih memilih suatu rancangan lain yang tidak keluar dari sumber kehidupannya.

Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. (Gen 3:6 )

Mata manusia terbuka dan melihat - manusia telah menjadi allah - tahu tentang yang baik dan yang jahat.

Mengapa Allah seolah-olah tidak berkenan manusia tahu hal yang baik dan yang jahat?
Apakah karena Allah takut ada yang menyamai dalam hal pengetahuan ini?

Sekali-kali tidak.

Satu hal yang membedakan antara manusia dan Allah dalam pengetahuan ini adalah : Allah Maha Tahu (omniscience), sedangkan manusia tidak maha tahu. Pengetahuan manusia terbatas.
Bahkan Allah mengetahui akhir dari suatu peristiwa dan menyatakan hal itu di awal peristiwa.

Declaring the end from the beginning, and from ancient times the things that are not yet done, saying, My counsel shall stand, and I will do all my pleasure: (Isa 46:10 )

Begitu juga, Allah telah memberitahukan hal-hal apa yang akan terjadi saat manusia menjamah dan memakan buah pengetahuan tersebut.

Lain halnya dengan manusia, manusia tidak dapat mengetahui resiko apa yang akan terjadi ketika dia mengambil keputusan tersebut. Bahkan dia tidak tahu apakah keputusan yang diambil itu benar atau salah.

Manusia mempunyai kecenderungan untuk melihat atau mengetahui hal-hal atau peristiwa yang akan terjadi nanti. Ada yang mencarinya dengan banuan astrology, perdukunan, medium dan Tuhan.

Bagi orang percaya, hal yang harus kita lakukan adalah : bertanya kepada Tuhan.

Bukankah kita senang sekali bila ada seorang hamba Tuhan yang memberikan nubuatan dari Tuhan kepada kita? Bukankah nubuatan itu membangun? Bila kita sekarang banyak orang sibuk mencari nubuatan dari hamba Tuhan atas nama Tuhan, mengapa dulu justru manusia mengabaikan 'nubuatan' langsung yang keluar dari mulut Allah?

Allah tidak mau manusia menoleh kebelakang, Allah mau kita melihat dan menatap kedepan. Allah telah menghapus hal-hal yang ada dibelakang supaya kita melihat apa yang ada didepan kita. Supaya kita tetap fokus akan rancangan Tuhan terbaru atas hidup kita.

Kita tahu baik dan jahat

Namun

Allah lebih Maha Tahu...


TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya. (
Deu 28:13-14 )

Janganlah seperti Adam dan hawa lagi ...

''..dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (
Joh 20:27 )



Friday, July 13, 2007

Diselamatkan oleh Taurat

Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan. (Ulangan 30:14 )

Tuhan memberikan pilihan kepada umat Israel (ayat 15):

1. Kehidupan dan keberuntungan (life and good)
2. Kematian dan kecelakaan ( death and evil)

Firman yang mana yang Tuhan maksud? Hukum taurat (torah) inilah yang dimaksudkan. Manusia bisa hidup dan selamat asal dengan setia melakukan setiap tuntutan dari hukum tersebut. Manusia tidak memerlukan seorang penebus dosa. Sebab dengan hukum ini, manusia bisa menyelamatkan diri dengan perbuatan dari dirinya sendiri.

Perkataan 'taurat', 'torah' dalam bahas Ibrani nya :
תּרה תּורה
to-raw', torah - hukum

...tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. (Rom 2:13 )

Ya, orang dibenarkan (dan diselamatkan) karena melakukan hukum Taurat.

Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya. (Rom 10:5, cf. Gal 3:12 )


Tentu pernyataan diatas adalah kontradiksi dengan pernyataan dibawah ini :

Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, ...(Rom 3:20 )

Bila demikian terjadi kontradiksi dengan ayat-ayat beriut ini :

... "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Gal 2:16 )

Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, ...(Gal 3:11 )

Apa yang sesungguhnya terjadi?
Bukankah Tuhan itu Mahatahu (Omniscience)?
Mengapa bila Tuhan sudah mengetahui bahwa tidak ada satupun manusia yang sanggup melaksanakan seluruh tuntutan hukum Taurat, namun Ia tetap memberikan kepada manusia?
Apakah hal ini hanya untuk sementara waktu saja sebelum kedatangan Sang Penebus?

Pemberian hukum ini mengandung dua makna :

1. Sebagai petunjuk moral ( moral guidance) kepada manusia
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. (Gal 3:24 )

2. Tuhan hendak memberitahukan hikmatNya kepada manusia bahwa :
Manusia tidak dapat menyelamatkan diri oleh karena perbuatan-perbuatan yang timbul dari dalam dirinya sendiri.
Hal ini cukup jelas bahwa Allah memiliki nilai-nilai standar yang tinggi, sangat tinggi bahkan amat sangat tinggi sehingga tidak ada satu manusia pun yang sanggup mencapainya.
Mengapa Allah menetapkan standar yang sedemikian tinggi?
Sebab Dia lah Allah dengan segala keberadaan- Nya (Exist), segala ke Mahakudusan-Nya (Most Holiness), Dialah YHWH - Yang Sudah Ada, Yang Ada, dan Yang Akan Datang. Dialah Sang Kekal.

Maka segala tuntutan (permintaan) untuk mendekat kepada Allah haruslah mengacu kepada segala tuntutan (permintaan) standar yang dimiliki oleh Allah sejak semula *.

Dalam model pendekatan ini, Allah tidak dapat menurunkan standar yang dimilikiNya agar manusia dapat mencapai dan mendekati hadirat Alah.

Allah tahu bahwa tidak ada satu pun manusia yang sanggup memenuhi segala tuntutan ini, untuk itu Dia memberikan hukum ini kepada manusia, aga mata manusia tebuka dan melihat, agar telinga manusia terbuka dan mendengar bahwa :

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efe 2:28-29)

Ya, kita diselamatkan oleh karena iman. Bukan oleh karena perbuatan-perbuatan kita - supaya kita tidak bisa memegahkan diri oleh karenanya.

Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara. (Gal 3:19 )

Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, (Rom 5:20 )

Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. (Rom 10:4 )

Hanya oleh Anak Manusia yang sanggup memenuhi seluruh hukum Taurat lah kita mendapatkan pengampunan, sebuah model pendekatan kedua : Allah yang mendekati kita, Allah yang mencari kita.
Dia merelakan untuk mengosongkan Diri dan mengambil rupa seorang Anak Manusia (Fil 2:7), Dia rela untuk memberikan yang terbaik yang dimilikNya , yaitu AnakNya yang tunggal (Yoh 3:16).

Ya...

Dia bukan meminta atau pun menuntut ...

Namun

Dia merelakan Diri untuk memberi

Kepada Anda dan saya...

*) model pendekatan yang pertama