Friday, July 13, 2007

Diselamatkan oleh Taurat

Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan. (Ulangan 30:14 )

Tuhan memberikan pilihan kepada umat Israel (ayat 15):

1. Kehidupan dan keberuntungan (life and good)
2. Kematian dan kecelakaan ( death and evil)

Firman yang mana yang Tuhan maksud? Hukum taurat (torah) inilah yang dimaksudkan. Manusia bisa hidup dan selamat asal dengan setia melakukan setiap tuntutan dari hukum tersebut. Manusia tidak memerlukan seorang penebus dosa. Sebab dengan hukum ini, manusia bisa menyelamatkan diri dengan perbuatan dari dirinya sendiri.

Perkataan 'taurat', 'torah' dalam bahas Ibrani nya :
תּרה תּורה
to-raw', torah - hukum

...tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. (Rom 2:13 )

Ya, orang dibenarkan (dan diselamatkan) karena melakukan hukum Taurat.

Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya. (Rom 10:5, cf. Gal 3:12 )


Tentu pernyataan diatas adalah kontradiksi dengan pernyataan dibawah ini :

Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, ...(Rom 3:20 )

Bila demikian terjadi kontradiksi dengan ayat-ayat beriut ini :

... "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Gal 2:16 )

Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, ...(Gal 3:11 )

Apa yang sesungguhnya terjadi?
Bukankah Tuhan itu Mahatahu (Omniscience)?
Mengapa bila Tuhan sudah mengetahui bahwa tidak ada satupun manusia yang sanggup melaksanakan seluruh tuntutan hukum Taurat, namun Ia tetap memberikan kepada manusia?
Apakah hal ini hanya untuk sementara waktu saja sebelum kedatangan Sang Penebus?

Pemberian hukum ini mengandung dua makna :

1. Sebagai petunjuk moral ( moral guidance) kepada manusia
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. (Gal 3:24 )

2. Tuhan hendak memberitahukan hikmatNya kepada manusia bahwa :
Manusia tidak dapat menyelamatkan diri oleh karena perbuatan-perbuatan yang timbul dari dalam dirinya sendiri.
Hal ini cukup jelas bahwa Allah memiliki nilai-nilai standar yang tinggi, sangat tinggi bahkan amat sangat tinggi sehingga tidak ada satu manusia pun yang sanggup mencapainya.
Mengapa Allah menetapkan standar yang sedemikian tinggi?
Sebab Dia lah Allah dengan segala keberadaan- Nya (Exist), segala ke Mahakudusan-Nya (Most Holiness), Dialah YHWH - Yang Sudah Ada, Yang Ada, dan Yang Akan Datang. Dialah Sang Kekal.

Maka segala tuntutan (permintaan) untuk mendekat kepada Allah haruslah mengacu kepada segala tuntutan (permintaan) standar yang dimiliki oleh Allah sejak semula *.

Dalam model pendekatan ini, Allah tidak dapat menurunkan standar yang dimilikiNya agar manusia dapat mencapai dan mendekati hadirat Alah.

Allah tahu bahwa tidak ada satu pun manusia yang sanggup memenuhi segala tuntutan ini, untuk itu Dia memberikan hukum ini kepada manusia, aga mata manusia tebuka dan melihat, agar telinga manusia terbuka dan mendengar bahwa :

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efe 2:28-29)

Ya, kita diselamatkan oleh karena iman. Bukan oleh karena perbuatan-perbuatan kita - supaya kita tidak bisa memegahkan diri oleh karenanya.

Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara. (Gal 3:19 )

Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, (Rom 5:20 )

Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. (Rom 10:4 )

Hanya oleh Anak Manusia yang sanggup memenuhi seluruh hukum Taurat lah kita mendapatkan pengampunan, sebuah model pendekatan kedua : Allah yang mendekati kita, Allah yang mencari kita.
Dia merelakan untuk mengosongkan Diri dan mengambil rupa seorang Anak Manusia (Fil 2:7), Dia rela untuk memberikan yang terbaik yang dimilikNya , yaitu AnakNya yang tunggal (Yoh 3:16).

Ya...

Dia bukan meminta atau pun menuntut ...

Namun

Dia merelakan Diri untuk memberi

Kepada Anda dan saya...

*) model pendekatan yang pertama

No comments: