Sebenarnya dalam terjemahan bahasa Inggris, kata yang digunakan adalah 'tounges' yang secara literal berarti 'lidah'.
Dalam bahasa Yunani dipakai kata 'glossa'
Dalam Kisah 2:4 suku kata yang dipakai adalah 'eterasis glossais' yang berarti 'lidah yang lain', 'lidah asing' (lihat definisi dibawah)
G1100
γλῶσσα
glōssa
gloce'-sah
Of uncertain affinity; the tongue; by implication a language (specifically one naturally unacquired): - tongue.
G2087
ἕτερος
heteros
het'-er-os
Of uncertain affinity; (an-, the) other or different: - altered, else, next (day), one, (an-) other, some, strange.
Dalam Markus
Mar 16:17 semeia de tois pisteusasin tauta parakolouthesei: en to onomati mou daimonia ekbalossin, glossais lalesousin kainais
G2537
καινός
kainos
kahee-nos'
Of uncertain affinity; new (especially in freshness; while G3501 is properly so with respect to age): - new.
Daftar ayat-ayat dalam kitab perjanjian baru yang menggunakan kata 'glossa' dan turunannya dapat dilihat disini
Dalam bahasa Ibrani, kata yang sepadan dengan 'glossa' adalah
1.Kavod
H3519
kabowd
kaw-bode'
rarely kabod {kaw-bode'}; from 'kabad' (3513); properly, weight, but only figuratively in a good sense, splendor or copiousness:--glorious(-ly), glory, honour(-able).
2. Lashon
H3956
lashown
law-shone'
or lashon {law-shone'}; also (in plural) feminine lshonah {lesh-o-naw'}; from 'lashan' (3960); the tongue (of man or animals), used literally (as the instrument of licking, eating, or speech), and figuratively (speech, an ingot, a fork of flame, a cove of water):--+ babbler,bay, + evil speaker, language, talker, tongue, wedge.
3. Peh
H6310
peh
peh
from 'pa'ah' (6284); the mouth (as the means of blowing), whether literal or figurative (particularly speech); specifically edge, portion or side; adverbially (with preposition) according to:--accord(-ing as, -ing to), after, appointment, assent, collar, command(-ment), X eat, edge, end, entry, + file, hole, X in, mind, mouth, part, portion, X (should) say(-ing), sentence, skirt, sound, speech, X spoken, talk, tenor, X to, + two-edged, wish, word.
H8193
saphah
saw-faw'
or (in dual and plural) sepheth {sef-eth'}; probably from 'caphah' (5595) or 'shaphah' (8192) through the idea of termination (compare 'cowph' (5490)); the lip (as a natural boundary); by implication, language; by analogy, a margin (of a vessel, water, cloth, etc.):--band, bank, binding, border, brim, brink, edge, language, lip, prating, ((sea-))shore, side, speech, talk, (vain) words.
Dari padanan diatas, yang berakitan langsung dengan 'lidah/bahasa' adalah poin 2-4.
Apakah demikian telah terjadi kesalahan yang dilakukan oleh LAI?
Tujuan saya bukan mau menilai benar atau salah nya terjemahan LAI, sebab dalam praktek sehari-hari, kalangan pentakosta, kharismatik , kharismatik apostolik : kata 'bahasa roh' dan 'bahasa lidah' dapat dan saling dipertukarkan.
Dalam keseluruhan Alkitab, yang dimaksud 'bahasa lidah' yang merupakan salah satu karunia Roh ini memiliki manifestasi dalam 3 bentuk :
I. Manifestasi bahasa-bahasa suku bangsa manusia
Termasuk didalamnya adalah seluruh rumpun-rumpun bahasa suku bangsa yang ada didunia ini.
Karunia ini berupa kemampuan untuk berbicara dalam suatu bahasa asing yang belum pernah penerima karunia (receiver) dengar atau pakai sebelumnya. Pada saat dia menerima, maka dia mampu berbicara dalam bahas-bahasa asing yang diberikan sesuai dengan karunia Roh saat itu.
Peristiwa Pentekosta merupakan salah satu contoh karunia ini
Act 2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Tentang isi pesan:
Kemungkinan yan terjadi saat seseorang menerima karunia ini adalah :
1. Mengerti dan menguasai isi pesan yang dia sampaikan
2. Tidak mengerti isi pesan yang dia sampaikan
Tentang kemampuan :
Kemungkinan yan terjadi saat seseorang menerima karunia ini adalah :
1. Secara permanen, kemampuan berbicara (termasuk didalamnya mengerti maknanya) dengan bahasa lidah asing melekat selamanya
2. Secara temporal, yaitu hanya sesaat saat dia menyampaikan pesan tersebut.
II. Manifestasi bahasa lidah asing - dimana hanya roh dan Allah saja yang tahu arti bahasa ini
Secara keseluruhan dalam 1 Kor 14 berbicara tentang karunia jenis ini
1Co 14:2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
III. Manifestasi dalam karunia seseorang dapat/boleh mendengar bahasa lidah asing namun tidak diijinkan untuk mengucapkan
2Co 12:4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
Penggunaan bahasa roh memiliki 2 (dua) tujuan
1. Membangun diri pribadi
1Co 14:4(a) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri
Dalam konteks membangun diri pribadi, hal ini boleh dilakukan secara bersamaan dalam rangka berdoa bersama. Dalam konteks ini tidak akan terjadi kekacauaan dan bias fokus karena masing-masing fokus pada doa dan bahasa doa - entah bahasa lidah atau bahasa akal budi - yg dipakai oleh masing-masing individu.
Pada peristiwa ini ada kemungkinan Roh memberikan karunia tafsir terhadap pesan yang disampaikan oleh diri sendiri atau ada pesan yang disampaikan oleh orang lain. Tafsir ini berguna untuk kesaksian dalam jemaat.
1Co 14:5(a) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh
1Co
1Co 14:2(a) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah.
2. Membangun Jemaat
1Co 14:3 Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
1Co 14:4(b)... tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
1Co 14:5(b) ... Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
Bahasa roh yang ditujukan untuk membangun jemaat, harus dilakukan 2-3 orang secara bergiliran dan tidak bersamaan serta harus ada yang bisa menafsirkan. Hal ini diatur demikian supaya tidak terjadi kekacauan dan bias pada fokus.
Bagaimana kita tahu bahwa bahasa itu ditujukan bagi jemaat dan bukan bagi diri pribadi?
Kuncinya ada pada karunia tafsir ynag diberikan oleh Roh saat itu - entah kepada sang pembawa pesan atau kepada pribadi lain yang ahdir disana.
Bila tidak ada tafsir yang mengikuti, maka pribadi yang bersangkutan harus menarik diri
1Co 14:28 Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan [color=red]hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.
Bandingkan dengan ayat 1 Kor 14:2.
Namun masih boleh melanjutkan bahasa lidah tersebut untuk membanun relasi pribadi dengan Allah - tentunya dengan suara yang tidak mengganggu pribadi yang lain yang sedang menyampaikan pesan pada gilirannya.
Tentang kerahasiaan
1Co 14:2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
Yang dimaksud kerahasiaan adalah : hal atau perkara yang hendak/sedang disampaikan, bukan pada bahasa penyampaiannya
Adalah kesia-siaan bagi seseorang mendengar suatu pesan dalam bahasa asing namun dia tidak mengerti akan perkara-perkara yang sedang dia dengarkan.
Tentang Kaidah Bahasa
Rekan DeusVult dalam forum sebelah dalam sebuah thread berjudul Kesesatan (Heterodoksi) Gerakan Kharismatik menulis demikian :
[quote]
Dalam lebih lanjut mengobservasi praktek bahasa roh di lingkungan kharismatik sendiri aku juga merasa bahwa bahasa roh yang dilakukan para kharismatik tidak mempunyai kaidah bahasa. Bahasa roh para kharismatik terdengar tidak lebih dari celotehan tak berarti biasa. Padahal sebagai suatu "bahasa" bahasa roh pastilah mempunyai kaidah-kaidah bahasa seperti bahasa-bahasa lain. Karena itulah bahasa roh bisa diterjemahkan.
End of quote
Adalah benar bahwa suatu bahasa pasti memiliki kaidah-kaidah atau aturan-aturan.
Yang menjadi permasalahan adalah suatu kaidah bahasa yang satu belum tentu bisa diberlakukan pada bahasa yang satunya.
Ambil contoh kasus bahasa Inggris - bahasa Indonesia :
Big House [En]
Rumah Besar [Id]
Kedua suku kata diatas memiliki makna yang sama, namun kaidah yang dipakai adalah berbeda.
Dalam kaidah hukum - Menerangkan [M] - Diterangkan [D], dalam bahasa Ingrris [E] berlaku hukum MD, sedangkan dalam bahasa Indonesia, sebaliknya berlaku DM.
Kaidah lain seperti Tenses, bahasa Inggris mengenal tenses dalam kata kerja, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak mengenal hal ini.
Contoh :
[En] eat - eated - eaten
[Id] makan
Demikian pula halnya dengan bahasa lidah, pasti dia memiliki kaidah-kaidah yang berlaku.
Permasalahannya adalah, bagaimana kita mungkin mengetahui kaidah-kadah tersebut bila kita sama sekali tidak mengerti akan makna bahasa ini?
1Co 14:2(b) ...Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya ...
Sekilas, bahasa lidah ini hanya merupakan suatu suku kata yang diulang-ulang, sehingga timbul kesan bahasa lidah : menghapal, manipulasi, diajarkan, dileskan, dikursuskan, dll.
Perhatikan text berikut :
WOMANWITHOUTMANISNOTHING
Kemudian perhatikan berikut ini
WOMAN WITHOUT MAN IS NOTHING
WOMAN, WITHOUT MAN IS NOTHING
WOMAN WITHOUT, MAN IS NOTHING
Contoh diatas adalah contoh suatu deretan abjad yang diualang-ulang , diatur cara penyampaiannya akan menghasilkan makna yang berbeda.
Abjad Latin yang kita pakai saat ini hanya terdiri dari 26 daftar huruf A-Z, namun demikian kita sanggup menyusun puluhan, ratusan, ribuan dabkan jutaan kata/kalimat dengan cara mengulang-ulang susunan abjab tersebut.
Dalam dunia TI, komputer digital, bahasa digital yang dikenal hanya meliputi 2 'huruf' saja yaitu :'0' dan '1'. Dalam istilah sainnya dikenal sebagai bahasa biner (bi=dua). Selain itu, untuk menyingkat penulisan, bahasa biner sering di konversi/diubah kedalam bahasa hexadecimal :0-9, a-f. Sedangkan dalam dunia kita, kita lebih familiar dengan bahasa decimal (deci=10) yaitu bilangan : 0-9.
Dapatkah anda menafsir arti bahasa dibawah ini?
1111001 1100101 1110011 1110101 1110011 100000 1101011 1110010 1101001 1110011 1110100 1110101 1110011
Bahasa diatas hanya terdiri dari '0' dan '1' yang diulang-ulang penulisannya. Apakah kalimat diatas tidak memiliki arti sama sekali?
Bila anda sebagai seorang ahli interpreter hebat, anda pasti bisa menangkap makna kalimat bahasa diatas.
Bahasa diatas adalah bahasa yang dipakai dan dimengerti oleh mesin komputer anda.
Dapatkah anda memberlakukam kaidah-kaidah bahasa manusia kedalam bahasa mesin tersebut?
Suatu kebetulan, didalam dunia komputer, tidak ada istilah yang namanya penterjemah (translator), namun yang ada adalah penafsir (interpreter)
Dengan mengunakan hex editor yang dapat anda download disini , maka anda dapat memecahkan kode bahasa diatas.
Pertama saya membuat dokument text dengan notepad, disana saya tuliskan kata berikut ini : yesus kristus , kemudian saya simpan sebagai file yesus.txt
Dengan hex editor tersebut, saya buka file yesus.txt dan saya mendapatkan file kode hex tulisan tersebut
Kode hex ini adalah :
79 65 73 75 73 20 6b 72 69 73 74 75 73
Kemudian kode hex ini saya konversi menjadi kode biner dengan program yang ada disini
Sehingga dihasilkan kode biner (bahasa biner/bahasa mesin) yang dimengerti oleh komputer.
1111001 1100101 1110011 1110101 1110011 100000 1101011 1110010 1101001 1110011 1110100 1110101 1110011
=
Contoh satu kasus lagi :
Text : fat
Hex : 66 61 74
Biner : 1100110 1100001 1110100
Namun bahasa yang sama bisa ditafsirkan dengan makna lain :
1100110 1100001 1110100
Dalam lingkungan warna, bahasa ini ditafsir sebagai warna : fat
Demikian pula halnya dalam lingkup bahasa lidah, kaidah-kaidah bahasa akal budi tidak berlaku pada bahasa ini.
Memang kebanyakan bahasa ini hanya terdiri dari pengulangan kata2 saja, namun bila anda memiliki karunia Roh untuk menafsirkan bahasa lidah ini, maka anda akanmendapatkan makna yang berarti.
Sama halnya dalam dunia komputer, dengan interpreter yg tepat, maka barisan bahasa biner yang hanya terdiri dari deretan bilangan 0 dan 1 yang nampak tidak berarti (meminjam istilah DeusVult diatas), akan menjadi sangat berarti.
quote
Bahasa roh para kharismatik terdengar tidak lebih dari celotehan tak berarti biasa
End of quote
Adalah bijak untuk selalu waspada terhadap penyesat dan kesesatan, namun akan lebih bijak lagi bila tidak menganggap semuanya adalah sesat dan kesesatan.
Salam
Tuhan memberkati
No comments:
Post a Comment