1Co 14:26-28
(26) Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu
berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang
mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh,
atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus
dipergunakan untuk membangun.
(27) Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa
roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan
harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.
(28) Jika tidak ada orang yang
dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan
hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.
Ayat diatas seringkali menjadi bahan perdebatan pro kontra.
Pihak satu mengatakan
Sah-sah saja berbahasa roh didalam kumpulan jemaat secara bersamaan, tidak perlu dibatasi 2-3 orang saja.
Pihak lain mengatakan
Adalah arogansi rohani yang tidak mau menundukkan diri pada teguran Tuhan, supaya tidak berbahasa roh lebih dari 2-3 orang dalam sebuah jemaat. Ini adalah bentuk ketersesatan.
Apa sebenarnya maksud Rasul Paulus dalam surat yang ditujukan kepada para jemaat di Korintus?
Ayat 23 adalah petunjuk awal dan ayat 26 adalah kunci dari permasalahan ini :
1Co 14:23 Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?1Co 14:26 Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul,
hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang
lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia
untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk
membangun.
Rupanya didalam jemaat tersebut telah terjadi kekacauan dengan adanya tindakan berkata-kata dalam bahasa roh.
- Berkata-kata
Perhatikan kata 'berkata-kata' diatas didalam bahasa Yunaninya adalah lalosin
1Co 14:23 ean oun sunelthe e ekklesia ole epi to auto kai pantes lalosin
glossais, eiselthosin de idiotai e apistoi, ouk erossin oti mainesthe;
Kata lalosin ini memiliki bentuk baku [lemma] laleo
G2980
λαλέω
laleō
lal-eh'-o
A prolonged form of an otherwise
obsolete verb; to talk, that is, utter words: - preach, say, speak (after),
talk, tell, utter. Compare G3004.
Laleo : preach, say, speak, talk, tell, utter
Dari definisi laleo [lalosin] diatas nampak jelas bahwa penggunaan kata ini dipakai sebagai sebuah tindakan untuk berkata-kata atau berkomunikasi dengan sesama jemaat, bukan kepada Tuhan.
Tentu saja hal ini akan menimubulkan kekacauan, karena tidak ada seorangpun yang mengerti bahasa ini [1Co 14:2 ]
Maka, bila ada seseorang yang hendak melakukan lalosin [laleo] glossais, Paulus mengatur agar maksimal 2-3 orang saja dan dilakukan secara bergiliran dan harus ada yang menafsirkan [1Co 14:27]
Mengapa harus 2-3 orang saja dan secara bergiliran?
Perhatikan ayat 26 :
Didalam pertemuan jemaat diatur agar masing-masing mempersembahkan :
1. Mazmur
2. Pengajaran Tuhan
3. Penyataan Tuhan
4. Bahasa roh
5. Penafsiran bahasa roh
Acara pertemuan jemaat yang berisi persembahan-persembahan ini tentu saja membutuhkan waktu dan waktu tentu saja terbatas.
Pertama, Paulus mengajari untuk mengatur penggunaan waktu dalam pertemuaan jemaat, dan secara khusus dia membatasi 2-3 orang saja yang menyampaikan perkataan-perkataan dalam bahasa roh sebab akan masih ada banyak persmbahan lain yang juga membutuhkan waktu.
Orang yang menyampaikan bahasa roh - lalosin glossais - dikatakan sebagai orang yang berkotbah [preach] atau menyampaikan [tell] sesuatu kepada jemaat.
Hal ini harus dilakukan secara bergiliran dan tidak mungkin dilakukan secara bersamaan , bila tidak, hal ini akan membuat kekacauan didalam jemaat : siapa yang harus didengar.
Kedua, karena perkataan bahasa roh ini tidak ada yang mengerti, sedangkan tindakan diatas adalah tindakan penyampaian pesan kepada jemaat, maka haruslah pesan bahasa roh ini ditafsirkan kedalam bahasa manusia yang dimengerti oleh jemaat.
Bila ada yang memiliki karunia tafsir [entah diri sendiri atau orang lain], maka ia harus menyampaikan penafsiran ini.
Bila tidak, maka dia harus kembali duduk dan berdiam diri - tidak boleh melanjutkan perkataannya dalam bahasa roh kepada jemaat.
Dalam duduk diam sendiri inilah dia boleh berkata-kata dalam bahasa roh bagi dirinya sendiri dan kepada Allah, sebatas tidak mengganggu jemaat yang lain [1Co 14:28 ]
Kemudian giliran orang kedua dan ketiga yang menyampaika perkataan bahasa roh.
- Berdoa
1Co 14:15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi
aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan
rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
Dalam bahasa Yunani
1Co 14:15 ti oun estin; proseuxomai to pneumati, proseuxomai de kai to noi: calo
to pneumati, calo de kai to noi.
Proseuxomai memiliki bentuk baku [lemma] proseuchomai
G4336
προσεύχομαι
proseuchomai
pros-yoo'-khom-ahee
From G4314 and
G2172; to pray to God, that is, supplicate, worship: - pray (X earnestly, for),
make prayer.
Kata ini memiliki makna : pray [berdoa]
Pray atau berdoa adalah komunisi dua arah [dialog] antara aku dan kamu, antara aku [manusia - personal being] dengan Kamu [God being] - bukan kamu [human beinmg others]
Maka ketika didalam kumpulan jemaat ada lebih dari 2-3 orang berbahasa roh dengan tujuan doa - proseuchomai bukan berkata-kata - laleo, maka hal ini sah-sah saja namun tetap diatur agar jangan sampai terjadi kekacauan dan menggangu umat yang lain.
Namun apabila seruan doa dalam bahasa roh ini dilakukan secara bersamaan maka mengucapkan doa dalam bahasa roh denghan volume suara jelas tidak akan mengganggu yang lain, karena dalam lingkup berdoa
Bandingkan dengan doa bersama : satu berbahasa Indonesia, satunya berbahasa Ingrris, satunya Jerman, dll. Masing-masing individu tidak 'peduli' dengan isi doa jemaat yang lain. Masing-masing membangun relasi pribadi dengan Tuhan
Related topic
1. Bahasa roh/lidah
2. Mengapa berbahasa roh
3. Bahasa roh/lidah [addendum]
with warm regards
No comments:
Post a Comment