Friday, December 28, 2007

Antara cangkok , benalu dan kambing kurang ajar

Cangkok (graft)

In horticulture, the act of placing a portion of one plant (called a bud or scion) into or on a stem, root, or branch of another (called the stock) in such a way that a union forms and the partners continue to grow. Grafting is used for various purposes: to repair injured trees, produce dwarf trees and shrubs, strengthen plants' resistance to certain diseases, retain varietal characteristics, adapt varieties to adverse soil or climatic conditions, ensure pollination, produce multifruited or multiflowered plants, and propagate certain species (such as hybrid roses) that can be propagated in no other way. In theory, any two plants that are closely related botanically and that have a continuous cambium can be grafted. Grafts between species of the same genus are often successful and between genera occasionally so, but grafts between families are nearly always failures.

(red : Cangkok dipergunakan untuk berbagai macam tujuan :
  1. Memperbaiki tanaman yang luka
  2. Menghasilkan tanaman kerdil (bonzai)
  3. Memperbaiki daya tahan tanaman terhadap suatu hama
  4. Mempertahankan karakteristik varietas tanaman
  5. Menyesuaikan varietas tanaman terhadap lingkungan tanah dan iklim
  6. Menghasilkan tanaman aneka buah dan aneka warna bunga dalam satu pohon
  7. Mengembangkan varietas tanaman baru (spt mawar hybrida) yang tidak mungkin dikembangkan dengan cara lain)


(Salah satu hasil pencangkokan : sebuah tanaman bunga dengan dua jenis warna)



(Buah jeruk hasil pencangkokan)

Dalam teknik budidaya tanaman melalui cangkok ini, tidak ada pihak yang dirugikan - kecuali diperlukan kerelaan cabang pokok (pohon) induk yang harus dipotong dan dibuang. Mereka pada akhirnya menyatu dan bertumbuh bersama menghasilkan sesuatu yang jah lebih baik dan berguna. Tunas liar yang dicangkokkan tidak bisa berbangga diri atas hasil ini, sebab sesungguhnya kehidupan dia berasal dan ditopang dari akar induk.

Demikian juga , Rasul Paulus mengingatkan kita, bahwa kita para murid Yesus yang secara keagingan bukanlah umat Israel, namun karena belas kasihNYa, kita telah dicangkokkan ke pohon ini.


Surat Paulus kepada jemaat di Roma

11:16Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus.
11:17Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,
11:18janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.
11:19Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas.
11:20Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!
11:21Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu.

Tidaklah dibenarkan bila kita berbangga diri, meninggikan diri atas keberadaan pohon dan akar induk ini.

Bila demikian, kita menjadikan diri kita sebagai benalu





Yang menempel pada pohon atau dahan sang inang



Yang membelit sang inang



Yang membelit dan pada akhirnya membunuh sang inang dan mengambil alih bentuk sang inang sendiri - namun sang inang telah tiada : meninggalkan ruang kosong, yang tidak sanggup diisi oleh benalu itu sendiri.

Atau bahkan diantara kita tidak mau mengakui adanya akar dan pohon ini, maka kita lebih suka menginjak-injak saja





  • Justin Martyr (100-165 AD), an early Christian apologist, wrote his “Dialogue with Trypho the Jew” in which he claimed that God's covenant with Israel was no longer valid, and that the Gentiles had replaced them.
  • Tertullian (160-220 AD) was another Gentile Christian apologist who blamed the Jews for the death of Jesus.
  • Origen (263-339 AD) founded a school in Alexandria Egypt that taught the allegorical interpretation of Scripture. Origen was heavily influenced by neo-Platonic Gnosticism. He was also an antisemite who accused the Jews of plotting to kill Christians.
  • Eusebius (263-339 AD) wrote an influential history of the church that blamed the calamities which befell the Jewish nation on the Jews' role in the death of Jesus.
  • John Chrysostom (344-407 AD) denounced Jews in a series of sermons to Christians who were taking part in Jewish festivals and other Jewish observances.
  • Jerome (347-420 AD) produced the Latin translation of the Bible which became the official bible of the “Catholic Church.” He said, "Jews are incapable of understanding Scripture and should be severely punished until they confess the true faith."
  • Augustine of Hippo (354-430 AD) spiritualized the kingdom of God and introduced amillennial thinking into the Gentile Church. Augustine maintained that the Jews deserved death but were destined to wander the earth to witness the victory of “Church” over synagogue.
(source)

Salam

No comments: