Wednesday, April 16, 2008
Antara Shinta, Laksmana dan Rahwana : Keselamatan
Dewi Sinta yang anggun dan lemah gemulai nan menggoda setiap pria, suatu kali tergoda oleh kijang berbulu emas yang lincah gemulai.
Dengan senyum manisnya ia memohon sang suami - Rama, untuk menangkap sang kijang emas sebagai mas kawinnya.
Kawatir mengenai keadaan Sinta ditengah hutan - maklum, mereka lagi honeymoon di hutan lindung - maka Rama meminta Laksmana, adiknya untuk menjagai sang Sinta kakak iparnya.
Laksmana pun oke-oke saja.
Namun setelah Sinta lama menunggu kedatangan Rama sang kekasih tak kunjung jua, ia menjadi kawatir.
Sinta pun meminta adik iparnya, Laksmana untuk segera menyusul Rama.
Namun Laksmana menolak, sebab ia melaksanakan amanat kakaknya untuk tetap menjagai Sinta dan tidak boleh meninggalkan dia seorang diri.
Sinta cemberut dan marah kepada Laksmana, bahkan sampai menuduh bahwa Laksmana sedang mencari peluang disaat kakaknya tidak ada.
Sinta menuduh Laksmana henduk berbuat yang tidak senonoh terhadap dirinya.
Laksmana tersinggung.
Ia pun mencabut kerisnya dan melakukan sunat swalayan.
Sunat bukan sebarang sunat.
Ia menyunat seluruh kemaluannya, sebagai bukti ketulusannya dalam menjagai Sinta sang kakak ipar.
Kemudian dengan keris yang sama, Laksmana menggambar sebuah lingkaran di sekeliling Sinta dan berpesan agar Sinta jangan sekali-kali keluar dari pagar keamanan yang telah dibuatnya.
Sinta tetap akan aman bila tetap berada didalam lingkaran
Laksmana menjamin tidak akan ada satu kuasa atau kekuatan yang sangup menembus masuk benteng keamanan yang telah dia buat.
Namun Sinta harus tetap tinggal diam didalam lingkaran sampai ia dan Rama pulang kembali.
Sesaat kemudian muncullah seorang pengemis tua mendekati Sinta.
Pengemis tua ini sebenarnya adalah Rahwana yang menyamar.
Dia menyamar menjadi seorang pengemis tua setelah ia berulang kali mencoba mendekati Sinta dari dunia maya, namun gagal- tidak bisa menembus benteng lingkaran keamanan yang dibuat Laksmana.
Sinta yang berparas manis pun memiliki hati semanis wajahnya, menjadi iba terhadap pengemis tua ini.
Maka ia mendekati batas lingkaran luar.
Sinta menjulurkan tangannya untuk memberikan sebuah bingkisan.
Akibatnya, tanganya menerobos batas - melanggar batas keamanan yang telah dibuat Laksmana.
Dengan secepat kilat, pengemis tua a.ka. Rahwana melihat peluang untuk menerkam Sinta.
Sinta berada dalam kondisi keidakwaspadaan.
Dia melanggar batas-batas yang telah ditetapkan oleh Laksmana.
Maka Rahwana bak singa yang mengaum-aum, menerkan lengan Sinta yang sedang lengah dan membawa Sinta kabuuur.
Meskipun singa tua nan ompong, namun singa ini masih memiliki kekuatan untuk memperdayai siapapun yang lengah.
Sinta telah kehilangan keselamatan jiwanya yang telah dijaminkan oleh Laksmana.
Bukan keselamatan itu sendiri yang hilang, melainkan Sinta telah pergi melangkah keluar dari keselamatan itu sendiri.
Laksmana telah berjanji bahwa Sinta akan tetap aman selama dalam lingkaran, tidak ada kuasa yang sanggup masuk, menembus batas keselamatan itu dan merenggutnya.
Namun Laksmana tidak dapat menahan Sinta untuk bergerak keluar dari lngkaran itu.
Maka dia berpesan : tinggalah tetap didalam lingkaran ini.
Jangan sekali-kali mbakyu melangkah keluar (apapun itu, bagian tubuh tidak boleh keluar) dari lingkaran.
Namun mbakyu Sinta telah mengambil freewill nya untuk tidak taat kepada pesan Laksmana.
Joh 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
with warm regards
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment