Saturday, April 19, 2008

Makna sebuah akta kelahiran

...di sebuah tempat, 30 tahun yang lalu...



Sekelompok calon-calon ibu muda, berkumpul dengan riangnya untuk melakukan reuni kehamilan mereka yang hampir bersamaan.

Mereka berahabat sejak semasa kecilnya.

Mereka tertawa lepas dalam canda riannya.

Sampai suatu hari disebuah rumah sakit



Tiga dari antara calon ibu muda itu masing-masing melahirkan anak di rumah sakit yang sama dan pada hari yang sama.



Ibu yang pertama memberi nama : JOKO



Ibu yang kedua memberi nama : JEKI



Ibu yang ketiga memberi nama : JEKA


Kini kebahagian mereka sebagai seorang pribadi wanita telah lengkap : menjadi seorang ibu.

Its perfect!

Kemudian masing-masing mendapat surat keterangan deklarasi lahirnya seorang bayi dari pihak rumah sakit.

Surat ini berguna untuk mengurus akta kelahiran sang bayi dikemudian hari di kantor catatan sipil setempat.

Atau pihak rumah sakit sendiri juga menawarkan jasa unutuk langsung membuatkannya untuk mereka.

Alhasil



Masing-masing bayi telah menerima akta kelahiran, sebagai bukti bahwa dia diakui sebagai manusia real yang telah lahir di wilayah kedaulatan Republik Indonesia.

Hak hidup mereka mulai diakui oleh pemerintah.

Mereka berhak untuk mendapatkan semua haknya yang telah dijaminkan di dalam undang-undang negeri ini, tanpa kecuali.


...Disuatu tempat, hari ini, saat ini...

Joko



Jeki



Jeka



Berkumpul bercanda ria : melanjutkan tradisi orang tua mereka yaitu untuk membuat persahabatan abadi turun temurun sampai anak cucu cicit cecet cocot...

"Wah betapa bahagianya kita sebagai warga negara ya, kita dijamin dan diberi hak untuk hidup, tinggal, besar, sekolah dengan bebasnya!" begitu Joko membuka pembicaraan, namun suaranya belepotan. Maklum dia adalah penggemar donat.



"Tepat sekali! Kita harus bangga dan bahagia bahwa kita telah lahir di bumi Indonesia.
Kita adalah warga Indonesia.
Coba lihat, itu para pengungsi-pengungsi Vietnam, Iran, Irak, dll yang ditampung permerintah :
Mereka tidak punya hak sedikit pun di negeri ini! "
Jeki menimpali sambil menghirup kopi panas kesukaannya.



Jeka menghela nafas sesaat, matanya menerawang jauh kebelakang, melintasi ruang dan waktu.

Mengenang perjalanan sepanjang hidupnya.

"Benar, kita ini telah memiliki semua hak itu yang kita dapat sebagai konsekuensi atas kelahiran kita di negeri ini.

Negeri ini menganut sistem Ius Sanguinis - dimana kewarganegaraan kita dapat dari darah orang tua kita."


Quote:
Jus sanguinis (Latin for "right of blood") is a right by which nationality or citizenship can be recognized to any individual with an ancestor who is a national or citizen of that state.


Dari cara menyampaikan isi pikirannya, nampak Jeka lebih mendalam dan lberlatar belakang pendidikan tinggi.

"Kita mendapatkan hak itu karena ada darah orang tua kita yang mengalir dalam tubuh kita, yaitu darah Bapak kita : itulah yang memberikan jaminan hak atas kita di bumi Indonesia."

"Hak itu tidak akan didapat oleh mereka yang meskipun lahir dan tinggal di Indonesia, namun Bapak nya bukanlah warga Indonesia"

"Maka ia harus mengikuti kewarganegaraan Bapaknya"

"Kalian bisa bayangkan, seandainya Bapaknya itu dari sebuah negara yang mengadopsi sistem Ius Soli, maka sangat-sangat kasihan sekali, sebab dipastikan - secara teori- dia tidak akan memperoleh hak kewarganegaraan di negara Bapaknya juga


Quote:
Jus soli (Latin for "right of the soil" or, somewhat figuratively, "right of the territory"), or birthright citizenship, is a right by which nationality or citizenship can be recognised to any individual born in the territory of the related state.


"Namun sesungguhnya kalian tidak menyadari apa ati hak itu buat kalian berdua"

"Kalian pikir anda memperoleh semua hak itu begitu saja"

"Memangnya kalian tidak pernah berusaha atau mengerjakan sesuatu untuk merealisasikan bentukhak tadi?"

"Benar : kita punya hak unuk sekolah"

"Namun apakah kita tidak perlu berusaha mencari sekolah yang tepat, mencari sekolah yang cocok dengan kantong kita, berlomba dan berebutan dengan orang lain memperebutkan satu kursi, belajar yang benar agar lulus?"

"Apakah kita cukup duduk berdiam diri karena kita telah memiliki sebuah Akta Kelahiran kita?"

"Benar, akta tadi adalah bukti jaminan atas segala hak hidup ita di negeri ini"

"Untuk hidup, kita perlu makan"

"Untuk makan, kita perlu bekerja"

"Setelah lulus S1 (SD), kita harus berlomba-lomba masuk S2 (SMP) kemudian dipusingkan lagi dengan mencari S3 (SMA)"

"Lulus kita boleh mencari kerja atau melanjutkan kuliah terus"

"Mencari sekolah susah, lulus seklah juga susah, apalagi setelah lulus kuliah lebih susah lagi : mecari pekerjaan!"

"Itulah kehidupan, Man!

Ayo bangun!

Jangan mimpi!

Akta Lahir mu tidak aka gunanya bagi kamu selama kamu tidak mengerjakan sesuatu!

Negara hanya menjamin hak hidupmu!

Negara tidak menjamin menyediakannya semua itu didepan mata kamu secara gratis.

Kita sendiri yang harus mengusahakan.

Negara hanya menjamin apa yang harus kita usahakan.


Perhatikan Pasal 33 UUD 1945

Quote:

KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.


Demikian juga dengan pendidikan kita

Quote:
PENDIDIKAN

Pasal 31
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.


Negara yang menjamin itu, namun kita sendirilah yang harus mengusahakannya.

Hanya orang-orang miskin dan yatim piatu saja yang dipelihara oleh negara


Quote:
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anakyang terlantar dipelihara oleh negara.


Namun kita bukanlah fakir miskin, kita bukanlah anak-anak Tanpa Bapa"



Suasana menjadi hening

"Mari bangkit!

Jangan terlena dengan Nina Bobo




Jangan bersikap seperti ini



Atau seperti ini



"Orang Jawa bilang :

Yen tangi turu ojo kawanan, mundak rejekine dithothol pitik

Kalau bangun tidur jangan kesiangan, didahului oleh kokok ayam, nanti rejekimu dimakan ayam

Selama kita tidak tertidur, kita masih bisa mengejar dan mengusahakan itu semua.

Kita punya hak atas itu semua, jangan sia-siakan atau kamu akan kehilangan atas hak itu.

Mengucap syukurlah atas Hak itu dengan cara mewujudkannya, mengerjakannya, meraihnya selama kamu masih hidup.

Bila kita sudah mati, maka kita tidak akan lagi merasakan Hak itu.

Lihatlah apakah orang-orang mati diluar sana memiliki Hak itu?

Namun bila kita tidak mewujudkan Hak itu sendiri, maka kondisi kita menjadi tidak ada bedanya dengan orang-orang mati diluar sana."



Joko dan Jeki termenung mendengar kuliah filsafat Jeka.

Suasana hening sesaat

Namun tak lama kemudian keheningan itu pecah ketika ada seorang petugas wanita cantik mendekati mereka



"Maaf Bapak-bapak semua, terima kasih telah bersedia menunggu.

Sekarang kami persilakan Bapak sekalia masuk ke ruang perteman untuk proses wawancara "


Joko-Jeki-Jeka baru tersadar bahwa kedatangan mereka kesini adalah dalam rangka mengajkan alikasi kredit rumah di Bank Central Aseli.

Segera mereka bertiga masuk kedalam ruang pertemuan.

Disana telah ada beberapa petugas bank BCA dan disamping mereka ada setumpuk map yang berisi aplikasi kredit mereka beserta semua persyaratannya.

"Silakan duduk Bapak-bapak"

Joko - Jeki - Jeka mengambil posisi duduk yang nyaman.

"Kami telah menerima aplikasi kredit dari Bapak sekalian da kami telah melakukan verifikasi data dengan kondisi lapangan"

"Hari ini kami akan menyampaikan hasil akhir dari proses pengajuan permohonan Bapak"

"Pertama kami sampaikan kepada Bapak Joko..."


Joko duduk tidak tanpa gerak dan tanpa suara.

Dia hanya bisa mendengar suara degub jantungnya yang semakin kencang

"Kami mohon maaf sekali, dengan sangat terpaksa permohonan Bapak Joko kami tolak, sebab kami hanya melayani permohoan Orang Hidup saja.

Hak atas fasilitas Kedit kami hanya berlaku bagi Orang Hidup saja.

Sementara dalam verifikasi data lapangan, kami menemukan bahwa Bapak telah dinyatakan meninggal 2 tahun yang lalu"




Joko pun membeku mendengar pernyataan bahwa dia telah dinyatakan mati.

Bagaimana mungkin seseorang yang masih hidup namun dinyatakan mati?

(Silakan klik tulisan diatas untuk mengecek kebenarannya)

Mana ada?

Kemudian petugas Bank itu pun menunjukan sertifikat kematian atas nama Joko.




"Nah sekarang untuk Bapak Jeki.."

Jeki terhenyak mendengar namanya disebut.

Dia masih dalam kondisi shock juga ketika mendengar pernyataan bahwa Joko suda dinyatakan meningal oleh kantor catatan sipil.

"Bapak Jeki, meskipun Bapak adalah Orang Hidup yang berhak untuk mendapatkan fasilitas kredit dari kami, namun kami menemukan bebarapa dari data anda tidak memenuhi persyartan yang kami tetapkan."

"Antara lain : Bapak tidak punya sumber pemasukan"

"Bapak tidak memiliki NPWP"

"Bapak tidak memiliki KTP dan Kartu Keluarga"

"Nah kira-kira itu eberapa persyaratan yang gagal dipenuhi oleh Bapak"

"Jadi sekali lagi kami mohon maaf, meskpun Bapak adalah orang yang tercatat Hidup dan berhak mendapatkan fasilitas dari kami, namun Bapak gagal memenui persyaratan ini"


Jeki pun manyun mangut-mangut

Nama Jeki semula tercatat, namun kemudian dicoret.



"Berikutnya untuk Bapak Jeka, kami menemukan bahwa pertama :

Bapak adalah orang hidup, jadi berhak untuk mendapatkan asilitas dari kami

Kedua, Bapak memenuhi segala kriteria persyaratan yang kam tetapkan, maka kami ucapkan:

Selamat buat Bapak Jeka"


Jeka melompat kegirangan




Demikian juga halnya didalam kehidupan ini

Manusia terbagi kedala dua golongan besar :

1. Manusia yang mati roh nya

Kelompok ini adalah kelompok manusia yang

a. Tidak pernah mau menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka

b. Belum mau menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka

2. Manusia yang hidup roh nya.

Kelompok ini adalah kelompok yang mau dan bersedia menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka pribadi.

Mereka yang menerima Yesus, berarti menerima Darah Anak Domba.

Darah adalah nyawa atau roh.

Maka mereka yang menerima Drah Yesus adalah menerima Roh yang baru.

Roh inilah yang menyebabkan kelahiran baru atau Lahir Baru.

Sama seperti bayi-bayi yang baru lahir diatas , maka secara otomatis pihak rumah sakit membuatkan surat keterangan lahir untuk mengurus AKTA LAHIR.

Manusia Lahir baru secara otomatis juga mendapatkan Akta Lahir yaitu Tercatat Dalam Kitab Kehidupan Anak Domba.

Mengapa tercatat dalam kitab kehidupan?

Ya karena mereka memang sudah lahir dan menjadi bayi yang hidup.

Bayi yang hidup perlu proses untuk bertumbuh.

Nah kelompok kedua ini terbagi menjadi dua juga.

a. Kelompok yang gagal bertumbuh dan berbuah

Mereka tidak dilayakkan

Kelompok ini gagal memahami peran dan fungsi : Bapa - Anak - Roh Kudus - Tuhan - Raja - Hakim. (nanti saya akan buat tulisan terpisah)


b. Kelompok yang tetap hidup, bertumbuh dan berbuah.

Mereka layak masuk kedalam Perjamuan




with warm regards

No comments: