Sedianya mug ini untuk membuat cereal sarapan buat si kecil.
Namun apa daya, ia telah beralih fungsi
Nampak kaca rumah menjadi retak akibatnya.
Tidak seperti biasanya, Minoel kali ini hilang kesabaranya.
Kekesalanya telah melebihi ambang batas tertinggi dam hatinya.
Amarahnya telah meluap dan menjebol batas pesisir pantai hatinya.
Dulu laut ini nampak tenang sejuk dan damai.
Entah memang demikian
Entah memang ada peredam badai emosinya.
Namun kini pantai itu tidak seperti dulu, pasir putihnya telah berhamburan kemana-mana
Nyiur nya yang dulu melambai-lambai, kini terkoyak lesu
Sebab daunnya sudah berguguran
Joe memandang keluar
Matanya menembus batas retak-retak kaca rumahnya
Jauh didepan
Dia melihat betapa dekatnya keretakan rumah tangganya
Diseberang, nampak Minoel mencoba menahan bulir-bulir air matanya agar tidak jatuh
Joe berjalan mendekati istrinya yang sedang memeluk sikecil yang belum mengerti pahitnya kehidupan orang tuanya.
Namun sikecil seolah mengerti apa yang sedang dirasakan orang tuanya terlebih maminya.
Matanya yang bulat lucu mulai berkaca-kaca
Dan kaca ini pun mulai retak seolah hendak runtuh juga
Joe kemudian memeluk istri dan anaknya
Joe mengambil alih sikecil dari gendongan Minoel dan membimbingnya menuju sofa.
Suasana tampak sunyi, sesekali si kecil merengek minta cereal sambil memandangi mug kesayangannya yang telah hancur.
Joe meraih kepala Minoel di pangkuannya
Kali ini satu persatu bulir-bulir air mata Minoel mulai menetes
Minoel tidak sanggup menahan lagi tangisnya
Sementara air matanya tidak sanggup menahan rayuan bumi dan apa yang disebut oleh makluk sekolahan sebagai gravitasi bumi.
Belaian tangan Joe yang lembut menyisir helai-demi helai rambutnya yang jatuh tergerai diantara sofa dan lantai.
Joe merenung
Sekilas dia teringat Firman Tuhan yang mereka baca bersama-sama kemaren malam dalam ibadah mesbah keluarga.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging [Gen 2:24 , ITB]
Yah, dia baru benar-benar menyadari makna ayat ini.
Dia kini bukan lagi anak mami.
Dia bukan lagi seorang anak-anak.
Dia bukan lagi seorang anggota keluarga orang tuanya.
Dia kini adalah seorang kepala rumah tangga yang baru.
Dia kini adalah seoran imam keluarga yang harus memimpin emana arah biduk rumah tangganya.
Dia telah menyatu dengan istrinya : inilah keluarga dia.
Bukan lagi papanya
Bukan lagi mamanya
Bukan lagi saudara-saudaranya.
Inilah akar permasalahan yang sedang dia hadapi.
Joe menyadari, selama ini dia hanya menjadi pendengar Firman, namun bukan pelaku Firman.
Dia adalah imam keluarga yang bodoh
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri [Jas 1:22 , ITB]
Dia tidak membangun rumah tangganya diatas batu, namun diatas pasir [Luk 6:47-49].
Ketika badai melanda keluarganya, rumah tangganya nyaris hancur!
Dia selama ini tidak pernah mau mendengarkan istrinya, dan selalu menganggap apa yang disampaikan istrinya hanyalah ketakutanya semata.
Dia baru menyadari bahwa inilah Firman Tuhan yang dimaksud.
Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya [Mat 10:35 , ITB]
Tuhan Yesus telah membuat garis demarkasi
Dia telah memisahkan dirinya dari bapanya : untuk membentuk keluarga baru.
Dia telah memisahkan adiknya perempuan dari maminya : ntuk membentuk keluarga baru.
Dia memisahkan maminya dengan menantunya yaitu istrinya : untuk membuat rumah tangga yang baru.
Sebuah garis demarkasi yang sangat jelas.
Selama ini Joe sering mengabaikan permintaan istrinya untuk menjauhkan pengaruh maminya dari rumah tangganya.
Namun Joe terlalu sayang sama maminya sehingga dia tidak mengasii istrinya sebagaimana mestinya.
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang [1Pe 3:7 , ITB]
Joe selama ini tidak menghormati istrinya : dia tidak mau mendengar apa kata sang istri, namun lebih mendengar apa kata hati!
Joe baru menyadari bahwa, kasih itu adalah tindakan, bukan sekedar kata-kata manis diawal ataupun dipenghujung hari : I Love You.
Joe baru menyadari bahwa Tuhan memberi sepasang telinga agar dia bisa mendengar apa kata sang istri.
Pelukan Joe pun semakin erat di bahu istinya, seolah hendak mengatakan
Maaf kan diriku sayang, selama ini aku tidak pernah mau mendengarkan dirimu Engkaulah ratu atas keluaga ini, bukan lagi mamiku Engkaulah sang pengatur keluarga ini, bukan orang luar Papaku, mamiki, saudara-saudaraku : mereka semua adalah orang asing bagi keluarga kita Mereka tidak punya hak lagi untuk campur tangan atas keluarga kita Demikian juga keluargamu, papimu, mamimu, saudara-saudaramu : mereka adalah orang asing bagi keluarga kita. Mari kita tempatkan mereka pada tempatnya.Sebab, untuk itulah Tuhan menyatukan kita menjadi satu daging Kita bukan lagi dua, namun satu Kita bukan lagi dua hati Kita bukan lagi dua pikiran Kita bukan lagi dua tujuan Untuk itulah Tuhan telah menyatukan kita menjadi sehati, sepikiran dan satu tujuan.
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu [Exo 20:12 ,ITB]
Joe menatap mata istrinya yang semakin bening
Senyum merekah di bibir istrinya
Seolah senyum manis itu hendak mengisahkan jalan pikiran Minoel saat itu
Minoel baru menyadari bahwa impian dia untuk mendapatkan seorang mertua yang baik hati dan penuh pengertian adalah sia-sia saja.
Tidak ada gunanya menyesali kenyataan hidupnya , bahwa seandainya dia dulu mengerti dan memahami latar belakang Mas Joe :
Bagaimana sebenarnya tingkah laku calon mertuanya
Bagaimana sebenarnya tingkah laku calon ipar-iparnya
Pasti dia tidak akan berani melangkah sejah ini.
Bibit Bebet Bobot selalu terngiang-ngiang di telinganya.
Dulu dia selalu berangan-angan bagaimana dia mendapatkan mertua yang sangat-sangat luar biasa, yang mau menghargai, yang mau menerima apa adanya, yang tidak cerewet, yang tidak suka usil, yang tidak suka mengatur urusan rumah tangga orang lain, yang tidak lagi mengatur anak-anaknya yang sudah memiliki istri sendiri, bla-bla-bla....
Atau angan-angan lain dimana dia memiliki suami namun tidak memiliki mertua seperti Adam dan Hawa yang tidak pernah memiliki mertua.
Ah betapa bahagianya seorang menantu tanpa mertua seperti Adam dan Hawa.
Kalaupun memaksakan mencari calon suami tanpa mau menerima mertua : dia harus sabar menantikan perjaka tua [if any] atau duda [waks] dimana kedua orang tuanya sudah meninggal dunia semua [ih pikiran sadis]
Namun dia juga tidak mau menjadi seperti Petrus, gara-gara urusan mertua-menantu, Petrus menyangkal Tuhan Yesus.
Kala itu Petrus dendam sama Tuhan Yesus yang telah menyembuhkan sakit demam ibu mertuanya [just kidding := mode on]
Kini dia menyadari bahwa, Minoel itu masi menginjakkan kaki dibumi, dimana segala sesuatu yang sempurna itu tiba.
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.Ya, dia harus memiliki kasih itu.
Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
(1Co 13:8,10, ITB)
Kasih itu tidak berkesudahan
Kasih itu tidak berawal dan tidak berakhir
Sementara itu, Minoel lebih suka memilih sebaliknya.
Dia dendam
Dia benci
Dia tidak suka sama mertuanya, terlebih mertua perempuan yang cerewetnya minta ampun.
Namun kini dia baru menyadari, saat dia membenci mertuanya, maka pada saat yang sama dia telah membenci suaminya yang dia kasihi, bahkan dia juga membenci sikecil buah hatinya.
Bukankah dalam darah suami dan anaknya itu mengalir benih-benih dari mertuanya?
Benih itu telah mengalir dari mertua ke anak kemudian ke cucu.
Sebuah kebenaran yang selama ini dia sangkal : saya membenci ibumu, namun saya sayang sama kamu Mas!
Dia selama ini membangun mesbah keluarga bersama Mas Joe dan anaknya.
Mereka selama ini hanya menjadi pendengar dan bukan pelaku Firman.
Dia baru menyadari bahwa setelah membangun mesbah doa keluarga, mereka langsung tertidur [rohani] dan saat tidur itulah si jahat telah menabur benih ilalang diantara benih-benih gandum yang baru saja ditabur.
Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi [Mat 13:25 ,ITB ]
Ya, dia tidak menyadari bahwa sijahat telah berhasil menabur benh ilalang diantara gandum dalam hatinya.
Benih kebencian.
Dulu dia selalu berpikir :
Ah Tuhan kan maha kasih, saya tidak salah apa-apa kog
Kan Tuhan sendiri yang memerintahkan anak-anakNya untuk membangun keluarga
Kan Tuhan sendiri yang memerintahkan seorang anak meninggalkan orang tuannya.
Jadi ini adalah keslahan orang tua manakala sang mertua itu turun tangan dalam urusan keluarga anak dan menantunya
Dia baru menyadari kebenaran ini, satu sisi Firman tadi benar demikia adanya, namun sisi lain bahwa cara penanganan Tuhan bukanlah demikian.
Selama ini dia tidak membawa maslah keluarga mereka kehadapan Tuhan : namun hanya sekedar suami istri slain berhadap-hadapan, tanpa melibatkan Tuhan.
Mereka pikir, Tuhan kan urusan rohani, ini kan urusan keluarga.
Memangnya Tuhan pernah berkeluarga?
Memangnya Tuhan pernah menikah?
Memangnya Tuhan tahu rasanya seperti apa punya mertua?
Memangnya Tuhan tahu rasanya seperti apa masalah keluarga itu?
Apalagi ketika Minoel disarakan untuk melakukan konseling digereja.
Bah!
Lihat saja para konselornya masih muda belia, mereka belum ada yang menikah
Kalaupun ada, hanya satu dua orang saja!
Mana bisa mereka memahami peliknya permasalahan keluarga.
Minoel baru menyadari apa makna Tuhan yang sesungguhnya.
Minoel baru menyadari apa makan Bapa yang sesungguhnya.
Minoel baru menyadari apa makna Raja yang sesungguhnya.
Ya, Minoel baru mneyadari atas makna gelar Bapa, Raja, Penasehat Ajaib [Isa 9:6 (9-5)] dan Tuhan yang disandang Yesus.
Selama ini dia hanya tahu bahwa Yesus dalah Juruselamat saja.
Ketika dia mati, Yesu mau mati untuknya supaya dia hidup : itulah Juruselamat.
Ketika dia telah hidup, maka dia tinggal di rumah Bapa dan segala sesuatu dia harus meminta kepada Bapa, bukan kepada yang lain : itulah Bapa
Ketika dia sedang dalam masalah, dia harus memncari Seseorang yang sanggup menyelesaikan atau memberi jalan keluar atas masalahnya : itulah Penasehat Ajaib
Dan ketika dia telah diselamatkan, dia memiliki peran untuk membawa kabar keselamatan ini kepada yang lain, dia mengemban mandat seorang Tuan. Dan dia adalah hambaNya. Seorang hamba harus taat atas semua perintah Tuannya : itulah Tuhan
Dan ketika dia membangun mesbah doa, dia merasakan hadirat Sang Raja. Dia harus hormat atas hadirat ini, kalau tidak pasti dia sudah diusir dari depan Sang Raja : itulah Raja.
Kini dia harus menundukkan dirinya pada pikiran Kristus.
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus [2Co 10:5, ITB ]Kini dia harus melepaskan pengampunan kepada mertuanya dan kepada ipar-iparnya.
Kini dia harus melepaskan pengampunan kepada suaminya yang menyebalkan.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu [Mat 6:15 , ITB]
Dia harus memulai hal yang baru bersama Tuhan dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
Dia buang jauh-jauh kebencian dan kekesalannya terhadap mertua dan suami, dan menggantikannya dengan doa dan kasih.
Kini Joe dan Minoel baru menyadari apa itu makna : satu tubuh, satu pikiran, satu hati dan satu tujuan
with warm regards