Menjadi manusia
atau
Sebagai manusia
Adalah sebuah pilihan
Anda tidak bisa memilih kedua-duanya, sebab hanya satu pilihan jawaban yang benar dan tepat bagi hidup Anda.
Warning : 'atau' bukanlah sebuah pilihan!
...being a man or as a man...
Hidup memang harus mengalami pergumulan
Hidup adalah sebuah proses pembentukan
Proses pembentukan tentunya akan banyak mengalami pergesekan dengan sesama manusia di sekitar kita : suami, istri, anak, tetangga, mertua, menantu, ipar, boss, bawahan, dll.
Pro 27:17 Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.
Semua hal diatas adalah berkaitan dengan beban hidup.
Yesus datang kedunia bukan untuk mengambil semua beban kita, sehingga kita bebas tanpa beban atau lenggang kangkung dalam java programming language.
Mat 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Namun Yesus selanjutnya berkata
Mat 11:29-30
(29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
(30) Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Pada ayat (30) diatas :
Yesus memasang kuk
Setiap kuk dipasang untuk menanggung beban
Kuk tanpa beban adalah seperti tindakan seorang hamba yang menerima satu talenta dari tuannya dan pergi menimbunnya didalam tanah (Mat 25:18).
Tidak mau menerima kuk adalah seperti tindakan Yunus yang hendak melarikan diri (Jon 1:2-3 )
Lari dari masalah dan menghindari masalah adalah dua tindakan yang berbeda.
Apa yang hendak saya sampaikan berikut adalah masalah umum yang sering dihadapi oleh mertua-menantu :
Beberapa hari yang lalu istri saya bertanya :
"Mas, boleh tidak sih seseorang menghindari masalah dengan cara menghindari orang yang bermasalah" tanya istri saya
Saya menjawab demikian :
"Kalau kita menghindari masalah dengan cara demikian, untuk menghindari bertemu saudara-saudara, adik-adik , kakak-kakak, mertua itu tidak boleh. Tapi, kalau kita mengindari orang-orang baru yang ketahuan pasti akan menimbulkan masalah bagi kita dikemudian hari: lakukanlah"
"Itu tidak fair dong"
"Bukankah Yesus menyuruh kita untuk mengasihi sesama manusia tanpa membedakan mana saudara mana bukan? (Mat 22:39 )" protesnya
Saya terdiam
"Lha mereka kan saudara-sadara, yang" jawab saya
"Tapi kan Tuhan menyuruh kita untuk menghindari orang-orang fasik (Psa 1:1)" sanggahnya, "Bahkan Yunus pun harus dibuang dari kapal agar seluruh kapal bisa selamat! (Jon 1:12)"
Saya kembali terdiam.
Saya diperhadapkan pada dua pilihan jawaban yang waktu itu seolah-olah mirip pepatah : bagaikan makan buah simalakama, makan buah : dogy mati, tidak dimakan : dogy pun mati .
Nah sebenarnya dalam kondisi seperti ini harusnya buahnya tetap dimakan saja ya, lha wong tetap saja dogy nya pasti mati, mending buahnya tetap dimakan buat ganjal perut.
Akhirnya saya berdiri dan berkata :
"terus terang saya tidak tahu jawabannya, kita minta hikmat Tuhan saja"
Saya pergi kebelakang sebentar sambil berdoa memohon hikmat Tuhan. Saya ambil minuman di kulkas - belum juga mendapat jawaban.
Karena saya kebeles pipit, maka saya pergi ke kamar mandi. Selesai pipit saya siram closet dengan air yang saya ambil dengan gayung dari ember.
Dua buah ember.
Tuhan ingatkan saya masalah ini dengan dua ember yang berisi air didepan saya.
Masalah yang ditanyakan istrimu tentang hubungan menantu dan mertuanya , seseorang yang dibenci oleh saudaranya adalah kondisi dimana seseorang sedang berada di dalam ember (kolam) : bereskan dulu!
Masalah yang ditanyakan istrimu tentang hubungan dengan orang-orang fasik adalah kondisi dimana seseorang harus berjaga-jaga dan waspada supaya tidak terjerumus masuk kedalam ember (kolam) satunya.
Itu adalah hikmat dari Tuhan yang saya dapatkan!
Jawaban ini segera saya sampaikan kepada istri saya.
Dia senyam-senyum.
"Wah kog ndak enak ya jadi terjebak didalam kolam seperti itu"
"Seseorang kan tidak minta dilahirkan dalam keluarga demikian"
"Memang salah orang tadi apa?" lagi dia bertanya.
"Bukan salah siapa-siapa (Joh 9:3), namun supaya kita menjadi terang dan garam bagi keluarga kita (Mat 5:15)" jawab saya.
"Tapi kog enak ya, mereka-mereka tidak mengalami masalah seperti yang kita alami, bahkan mereka bukan anak Tuhan, namun hidupnya penuh kebahagiaan?" tanyanya lagi.
Saya menjawab :
"Sebenaranya kita tidak tahu mereka sedang menghadapi masalah apa. Dan masalah masing-masing orang adalah berbeda-beda, karena masiong-masing oang dibentuk dengan cara yang berbeda dan tujuan yang berbeda pula.
Disini hanya dibutuhkan :
1. Sikap yang berkata : Ya Tuhan, ini aku.
2. Ketaatan dan kerelaan
Jangan sekali-kali menginginkan salib atau kuk orang lain, karena kita belum tentu sanggup memikulnya, meskipun nampak indah dan ringan"
Memang terkadang saat kita menhadapi suatu permaalahan membuat kita putus asa dan hendak lari dari semuanya itu.
Lari dari semua masalah yang ada!
Ada dua ember air (kolam)
1. Hindari ember air (kolam) satunya
2. Bereskan masalah-masalah disaat berada didalam ember air (kolam) satunya.
Kolam kedua adalah kolam proses pembentukan kita, kita tidak akan pernah bisa keluar dari kolam ini selama kita hidup didunia ini.
Ini adalah sebuah kolam proses pembentukan seumur hidup kita, yang dipakai oleh Tuhan agar kita menjadi sebuah bejana yang indah pada masanya.
Apa yang sering kita alami ketika masalah (beban) datang, adalah usaha tipu daya si iblis untuk menipu kita dengan memberi masalah-masalah baru (beban-beban baru) yang sebenarnya adalah : beban palsu!
Sebab keytika kita datang kepada Tuhan, maka Tuhan memberi kelegaan dan memberikan kuk dan beban yang aseli dan tepat.
Tuhan telah mengambil semua beban tadi dan menggantikannya dengan beban asli : doakan, berkati, dan kasihi serta sampaikan kebenaran Firman Tuhan kepada lawan-lawanmu, maka akan Tuhan membela kita dengan caraNya yang ajaib!
Itulah beban yang sesungguhnya.
Namun, iblis tidak mau tinggal diam, dia berusaha menaruh beban palsu secara diam-diam (Mat 13:25)!
Dua hamba Tuhan melihat satu kenyataan rohani yang sama atas saya, secara roh mereka melihat : saya memakai mahkota duri!
Akhirnya setelah mengalami beberapa kali penundaan, salah satu hamba Tuhan itu melayani saya.
Secara teknis ini adalah kelepasan saya yang kedua, namun secara rohani, yang kedua ini bisa dibilang bukan kelepasan, karena menyangkut : beban palsu!
Beban palsu adalah beban yang seharusnya bukan beban kita, namun kita 'secara sukarela', sadar atau tidak sadar telah mengambil beban itu untuk kita pikul sendiri!
Beban itu bisa saja sebenarnya beban orang lain.
Beban itu bisa saja sebenarnya tidak ada namun diadakan oleh iblis.
Dan yang paling parah adalah ketika kita mengambilnya dan mengira bahwa itu adalah beban kita sendiri.
Bagaimana kita bisa membedakan mana beban aseli mana beban palsu?
Mendekatlah pada Tuhan dan tinggalah dalam hadiratNya, maka Dia akan memberi tahu yang sebenarnya dan memberi beban yang sebenarnya (Mat 11:29-30).
Tidak lebih - tidak kurang.
"Joe, saya melihat kamu sedang berdiri di persimpangan jalan"
"Tangan dan kakimu terikat rantai" "
Dipunggunggu terdapat ransel penuh beban"
"Kamu tertunduk dan tidak tahu harus pergi kemana"
"Tetapi saya kasih tahu, didepanmu ada Seorang berjubah putih bersih"
"Dia menngulurkan tanganNya dan melepaskan semua rantai dan ransel yang membelenggumu selama ini"
"Mahkota durimu dilepaskanNya" "
Dan Dia berkata : Ikutlah Aku"
"Katahuilah anak Ku, saudara-saudaramu ingin melihat FirmanKu hidup didalam kamu" "Mereka bukan ingin melihat keberhasilan kariermu"
Saya pun menangis.
Mata saya terbuka
Terbuka pelan-pelan
Tidaklah seketika, sebab kalau seketika bisa menyebabkan mata sakit bahkan buta
Ya, mata saya terbuka pelan-pelan, bahwa semua saudara-saudaraku bukanlah tanggung jawabku semua.
Tuhanlah yang bertanggung jawab untuk memelihara hidup mereka!
Bukan aku!
Hidup mereka ditangan pemeliharaan Tuhan, bukan ditangan saya!
Harap dibedakan makna :
Bukan tanggung jawab ku dan belas kasih untuk membantu
Bagaimana mungkin aku sanggup memikirkan mereka semua bila saya sendiri tidak sangup memikirkan diri sendiri?
Mari datanglah mendekat kepada Tuhan.
Ijinkan Dia melepaskan semua beban-beban palsu kita dan biarkan Dia menaruh kuk dan beban yang tepat serta ringan.
Jangan bertindak seperti Atlas
Bukankah Tuhan menaruh bumi diatas kehampaan?
Atlas telah memikul beban palsu sepanjang 'hidupnya'
Job 26:7 Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan.
with warm regards
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment