Tuesday, February 19, 2008

Kapal

Kira-kira kapal jenis apa yang hendak saya bahas?

Kapal api kah?

Kapal udara kah?

Kapal laut kah?

Kapal selam kah?


Nothing at all


Doeloe sekali sewaktu saya masih sekolah eSDe dan eSeMPe, setiap musim tanam padi atau palawija selalu pergi ke ladang, bukan sawah. Jadi jangan dibayangkan sebuah ladang yang penuh air seperti sawah yang memiliki sumber pengairan tetap dan kontinyu. Ladang yang kami miliki adalah jenis ladang tadah hujan. Bila musim tanam padi atau palawija hampir tiba, maka kami selalu mencangkul tanah terlebih dahulu untuk persiapan penanaman. Cangkul yang kamu pakai adalah jenis gancu

Ini adalah gambar cangkul



Ini adalah gambar gancu (mungkin ditempat anda memiliki nama lain)



Kalau saya memaksakan diri menggunakan cangkul jenis pertama, sudah bisa saya pastikan, cangkul tersebut akan patah dan hancur!

Anda bisa bayangkan betapa keras dan kering nya tanah ladang ini.

Maka kami harus menggunakan cangkul jenis gancu yang memiliki 2 mata seperti diatas.

Mata yang satu kami gunakan untuk mencangkul tanah, sedangkan mata satunya kamu gunakan untuk mencangkul (menghantam) batu atau materi keras lainya. Tukang bangunan yang sering berurusan dengan departemen pekerjaan umum sering membawa alat ini, karena gancu ini sanggup menjebol lapisan jalan aspal.

Ketika pertama kali saya mencangkul, telapak tangan saya melepuh semua. Muncul gelembung air didalam kulit telapak tangan saya. Bila gelembung ini pecah, kulit luar terkelupas ; bukan sekedar kulit ari, namun lapisan kulit yang bisa memiliki ketebalan hingga 0.5-1 mm, maka kulit telapak tangan saya bagian dalam akan ternganga berwarna kemerahan.

Benar-benar membuat tangan saya sangat perih tersentuh apapun, bahkan benda-benda paling halus sekalipun : over sensitif!


Namun kondisi ini tidak berlangsung lama.

Dengan sedikit menahan rasa perih, saya terus mencangkul.

Karena tangan saya sudah terbiasa menahan efek benturan gancu dan lapisan tanah yang keras, maka yang semula tangan saya over sensitif, akhinya lapisan kulit ini menjadi mati. Lapisan kulit bagian dalam tetap tumbuh.

Bagian kulit yang tebal dan mati inilah kami sering menyebutnya sebagai : kapal

Kapalen

Efek dari kapal ini maka tangan saya menjadi tidak atau kurang sensitif karena ada lapisan tebal dan kasar yang menutupi sensor peraba.

Saya menjadi kurang peka.

Biasanya saya mengambil sebuah silet yang tajam dan saya iris lapisan kapal ini tanpa rasa sakit sedikitpun, sampai kira-kira ke batas bagian kulit yang hidup.

Secara ekstrem saya enemukan dua kondisi kulit tangan saya :

  • over sensitifity
  • lost sensitifity

Kisah berikut ini merupakan salah satu dari dua kondisi diatas


Tuhan memberiku sebuah tugas,yaitu membawa keong jalan-jalan.


Aku tak dapat jalan terlalu cepat,keong sudah berusaha keras merangkak,Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit
Aku mendesak, menghardik, memarahinya,Keong memandangku dengan pandanganmeminta-maaf,
Serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !" Aku menariknya, menyeret, bahkan
menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.

Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap
Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang.

Pelankan langkah, tenangkan hati....

Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh?
Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!

Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan
taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

"He's here and with me for a reason"

Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, Haruslah berusaha memperoleh
kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, Ingat untuk bersyukur padanya. Karena ialah yang mengubah hidupmu

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih.
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci, Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia ?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, Gunakan saat tersebut untukmenjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati

God Love You !

(taken from email)




with warm regards

No comments: