Thursday, February 14, 2008

This is my valentine




Suatu hari saya dipangil oleh Bapa

"Joe..." suara Bapa terdengar lembut dan merdu

"Ya, Bapa.." jawabku bahagia

"Naiklah kemari..." pinta Bapa

Ketika saya sudah dekat dengan pintu Sorga, ada seorang malaikat Tuhan menyambut saya dengan senyum penuh kedamaian.

Ia mengantarkan saya menuju Ruang Bapa

Wow....its cool man!

Saya benar-benar menikmati pemandangan indah didalam Sorga disepanjang jalan yang saya lewati


Saya pun segera sujud memuji dan menyembah Bapa ketika tiba di Runag Bapa

Saya tidak bisa melihat wajahNya, karena memang tidak diijinkan dan belum saatnya untuk melihat wajah Bapa.

Bila aku memaksa melihatNya, maka hal itu akan membawa saya kedalam kebinasaan. Wajah Bapa penuh terang dan penuh kemuliaan. Lebih terang dari terang yang pernah ada. Bahkan bila seluruh bintang di alam semesta ini pun digabung menjadi satu, tetap saja tidak dapat menyamai terang Bapa!

Saya taat

Kemudian saya memberanikan diri bertanya

"Bapa..." saya mulai membuka pembicaraan

"Ya anak Ku" jawab Bapa dengan lembut

"Tadi sepanjang jalan menuju kesini, bahkan disinipun ruangan nya penuh hiasan berwarna pink" saya menjelaskan dengan penuh semangat

"Saya juga melihat banyak hiasan-hiasan berbentuk hati" tambah saya



Sambil sesekali saya mencuri pandang


Mata saya dengan cepat menyapu pemandangan dalam ruangan itu


Wow...banyak sekali tumpukan kado-kado indah dan sangat menarik.




Pikirku

Ooops...tiba, tiba mata saya tertarik di ujung ruangan ada kotak kado yang kusam dan kotor sekali...dan rasanya sepertinya bau sekali

Saya sadar, Bapa pasti melihat setiap gerak-gerik mata saya meskipun badan saya tetap diam

Segera saya tersadar dan kembali melanjutkan pembicaraan kami.

"Bapa, saya jadi ingat di bumi saat ini kan tanggal 14 Februari, hampir seluruh manusia bahkan termasuk anak-anak Mu juga merayakan hari ini sebagai 'Hari Kasih Sayang' atau mereka menyebutnya sebagai 'Valentine's Day' " saya menjelaskan dengan pelan

Bapa tampak sabar mendengar penjelasan saya

"Nah yang ingin saya tanyakan, apakah di Sorga juga ikut merayakan Hari Kasih Sayang ini , Bapa?" tanya saya

Saya merasa Bapa sedang tersenyum indah

"Benar anak Ku" jawab Bapa

"Apakah akan ada pesta juga , Bapa?" saya bertanya sambil kembali melirik ke sekeliling ku

"Benar anak Ku" jawab Bapa

"Kalau begitu, pasti Bapa mengundang banyak tamu ya?" saya mulai penasaran

"Benar, saya mengundang banyak sekali tamu-tamu untuk datang" Bapa menjelaskan dengan sabar, sambil membelai kepala saya ,"Namun sayang, banyak yang menolak undangan saya"

Saya terdiam

"Tetapi Bapa, apakah saya ini orang yang pertama Bapa undang?" sekali lagi saya melihat ke sekeliling

Memastikan bahwa memang tidak ada orang lain selain saya dihadapan Bapa

"Tidak, kamu bukanlah yang pertama anak Ku" jawab Bapa, " sudah berlaksa-laksa bahkan beribu-ribu laksa yang datang kemari memenuhi undangan Ku"

Wow....banyak sekali

"Tetapi Bapa, tadi sebelum saya kesini kan saya baru saja bangun tidur, dimana saya baru mau memulai hari Kasih Sayang ini " saya penasaran , " Dan rasanya kog saya baru pertama yang ada disini, sementara manusia yang lain mungkin belum bangun, atau mereka sedang siap-siap ke kantor, memandikan anak-anak mereka, pergi kesekolah, dll. Bapa"

"Kenapa Bapa katakan saya bukan yang pertama, bukankah ini baru permulaan hari kasih Sayang itu, Bapa?" saya benar-benar penasaran

Bapa tersenyum lagi

"Anak Ku, bagi Saya dan seisi Sorga, tidak ada perhitungan hari, sebab waktu disini adalah kekal. Bila Saya katakan hari ini adalah Hari Kasih Sayang, maka kasih Ku itu berarti sepanjang masa. Kasih Ku itu kekal. Ia tidak pernah berubah. Ia adalah kasih yang tetap baik dulu, sekarang maupun masa yang akan datang dalam ukuran waktu manusia" ,Bapa menjelaskan dengan sabar , "Sebab Aku adalah yang sudah Ada, yang Ada dan yang akan datang Ada. Aku tidak berubah."

"Wow, berarti disini setiap hari adalah hari Kasih Sayang, ya Bapa?" tanya saya

"Benar anak Ku" jawab Bapa "setiap hari adalah hari Kasih Sayang"

"Terus, mengapa Bapa mengundang saya?" saya bertanya agak hati-hati

"Karena Aku mau memberi kado untukmu" jawab Bapa

Bapa pun bangkit dari tahtaNya

Dia meraih tanganku dan menggandeng serta menuntunku

Wow...Bapa menuntunku ke tempat tumpukkan kado!

"Anak Ku, buka dan pilih lah sendiri kado-kado yang menurut kamu baik dan kamu sukai" Bapa menawarkan kado-kado tersebut.

Wow..saya disuruh memili sendiri!

Dengan bergegas saya melepaskan tangan saya dari genggaman Bapa dan berlari menuju tumpukan kado-kado nan banyak dan nan menggoda

Saya ambil kado pertama, wow lumayan besar lho....

Mobil!

Ah apa saya perlu mobil ya

Ah jangan-jangan ada kado lain yang berisi hadiah yang jauh lebih menarik. Bukankah Bapa bilang saya bebas membuka kado dan memilihnya?

Kemudian saya ambil kado berikutnya

Wow...rumah mewah!

Ah...coba kado lain lagi ...

Wow....

emas...

berlian...

kekayaan...

kejayaan...

popularitas...

kebanggaan...

kehormatan...

kesuksesan...

...

Heh...heh...heh...

Saya kehabisan tenaga, nafas saya tersengal-sengal akibat pilihan kado yang bejibun!

Akhirnya saya menyerah

"Bapa...saya tidak tahu yang tepat dan terbaik untuk saya..." saya mencoba berbicara kepada Bapa sambil menaik nafas "Maukah Bapa memberikan yang terbaik dari Bapa untuk saya?"

Hehehe jelas dong, mending saya tembak langsung saja ke Bapa :

Saya minta yang terbaik kepunyaan Bapa!

Dijamin deh saya tidak salah pilih

Itulah yang ada dalam pikiran saya yang smart (baca : licik )

Saya kaget, Bapa sepertinya tersenyum

Kemudian bangkitlah Bapa dari dudukNya setelah sekian lama sabar menunggui saya memilih kado pilihan yang tidak terpilih dan diraihnya tanganku.

Saya diajak menuju ke sudut ruangan

Waks!

Lah...

That is not what I want!

Saya kaget bukan main (namun saya tetap berusaha menyembunyikan kekagetan saya)

Bukankah itu kado yang kusam dan kotor nan bau?

Bapa tersenyum

"Anak Ku, inilah kepunyaanKu yang terbesar dan paling berharga dihadapan Ku" Bapa menunjuk kado di sudut ruangan itu "Kado itu memang kusut, kusam , kotor dan bau"

"Pikiran kamu benar. Kado ini saya taruh disudut ruangan karena jarang sekali yang mau mengambil kado ini. Mereka lebih suka memilih : emas, perak, berlian, kekayaan, kejayaan, kesuksesan, ketenaran, kemakmuran dll. Kado-kado seperti itu banyak sekali yang memilih dan mengambilnya. Akibatnya saya harus membuat kado-kado baru yang sama dan akhirnya kado yang satu ini menjadi tersisihkan. Tidak ada yang melirik. Namun Saya beri tahu anak Ku : Inilah harta milik Ku yang paling berharga. Mau kah kamu Aku memberikan pemberian terbaik Ku ini kepada mu? " Bapa bertanya dengan harap-harap cemas.

Karena saya mau taat dan tidak mau mengecewakan Bapa, maka saya menganggukkan kepala

"Bukalah kado itu anak Ku" pinta Bapa

Dengan pelan saya membuka kertas kado berwarna pink yang sudah mulai memudar menjadi agak putih kecoklatan bercampur bercak disana-sini

Akhirnya saya berhasil membuka dan melepaskan kertas kado itu

Di tutup kotak kado ada sebuah amplop pink yang masih cerah warnanya

Saya buka amplop itu dan didalamnya ada selembar kertas putih dengan tulisan

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
What?


Dengan buru-buru saya buka tutup kado, saya mencoba menahan nafas karena ada bau yang menyengat dari dalam kotak kado

Mata saya terbelalak melihat isi kado



...Seorang bayi terbaring dengan damai didalam sebuah kotak tempat makan domba atau palungan!

Ah pantas saja kado ini sangat bau, ternyata palungan ini sudah tua , kusam dan banyak sekali kotoran domba menempel disana-sini.

Kemudian saya mendengar suara
Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.
Saya perhatikan wajah Bayi itu.

Dia memberikan senyum yang terbaik dan terindah yang pernah aku terima

Lagi-lagi saya mendengar suara berkata :
Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Ternyata suara itu berasal dari Sang Bayi yang berkata dimasa yang akan datang
"Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Dan itulah suara terakhir yang aku dengar dari dalam kado itu

Air mata saya menetes

Saya tidak tahu harus mengatakan apa kepada Bapa

Bapa tahu isi hati dan pikiranku

"Anak Ku, Aku tahu, kamu telah memilih bagian yang terbaik dalam hidupmu" Bapa memeluk saya dan menghapus air mata saya , "Sekarang kembali lah ke bumi dengan damai. Beritakan kepada saudara-saudaramu, sahabat-sahabatmu, tetangga-tetanggamu, siapapun yang kamu jumpai dijalan. Katakan : Aku mengundang mereka kedalam RumahKu. Tersedia banyak kado di Rumah Ku. Siapapun boleh mengambil dengan cuma-cuma. Dan ketahuilah aku menyertai engkau senantiasa sampai akhir jaman, mungkin jalanmu berliku-liku, mungkin jalanmu berkelok-kelok, mungkin jalanmu menanjak, mungkin jalanmu menurun, mungkin kamu masuk lembah, namun satu hal yang pasti : Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau. Setiap tanah yang kau pijak akan Kuserahkan kepadamu. Setiap pebuatanmu didalam namaKu akan Kubuat berhasil. Hanya Ku minta : tetap teguh kan hatimu, tetap setialah melayani Aku.Dan sekarang, pulanglah..."





with warm regards

No comments: