tetesan air jatuh membelai bumi
titik-titik air menuruni langit dengan perlahan-lahan
penuh keengganan ia meningalkan pelukan sang awan
kian lama kian cepat
ia datang dengan tergesa-gesa
entah karena kangennya yang bergolak
entah karena tiada tahan menolak rayuan bumi
entah takut terjebak dalam kegelapan malam
ketika mentari mulai luruh di ufuk senja
seorang gadis berbaju pink berdiri di pinggiran jalan
tangannya melambai-lambai
bibirnya mengumbar rayuan
menjajakan cinta
merayu setiap pelintas jalan
asa seorang anak manusia
berharap seseorang terjebak dalam pelukan hangat cintanya ...
Tidak seperti biasanya disepanjang jalan pulang kerumah, banyak sekali berdiri dipingggiran jalan
Entah sendiri
Entah bergerombol
Entah bermodal kursi plastik
Entah bermodal sepeda onthel
Entah bermodal sepeda motor
Sampai duduk-duuk di bagasi sebuah mobil
Mereka memiliki gejolak keinginan yang sama
...menjajakan cinta....
"Mas...cinta... Mas..."
"Mbak...cinta...Mbak..."
"Mbak...Valentine...Mbak..."
"Mas...Valentine...Mas..."
Saya berlalu senyam senyum saja sambil jeprat-jepretin mereka
(Harap maklum kalau gambarnya sedikit kabur :) )
Ada-ada saja ya orang-orang ini mengambil kesempatan dalam kesempitan
Mencoba segala peluang yang ada
Demi sesuap nasi
(ehm...meskipun ada juga yang demi ngeceng dipinggiran jalan )
Banyak yang tidak tergoda...
(termasuk saya)
Namun
Banyak juga yang terjebak...
Entah karena memang benar-benar terjebak (dipikir gratis :D)
Entah karena tidak mau terjebak lebih dalam dalam amarah pacarnya malam itu
...berani-beraninya datang ke rumah di hari Valentine tanpa sekuntum mawar abadi merah muda
(lha gimana ndak abadi, terbuat dari plastik)
there is no free lunch
you must pay it!
Sementara itu di perempatan-perempatan jalan lain...
Ada seseorang yang berdiri...
...memaksa setiap pelintas jalan untuk menerima cinta secara gratis
there is no free lunch
some One must pay it!
Luk 14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
witth warm regards
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment