Monday, February 18, 2008

It's finished!



Joh 19:30 After Jesus had taken the wine, he said, "It is finished." Then he bowed his head and released his spirit.

Yes, it's finished!

What kind of its?


Dalam tulisan ini saya mau menampilkan makna lain dari perkataan terakhir Yesus ini.

Ketika Yesus disalib, kedua tangannya direntangkan ke kiri dan kekanan : dua-duanya

Bukan salah satu, entah tangan kiri atau tangan kanan.

Kalau salah satu saja, namanya merapikan barisan

Kedua tangan Yesus juga tidak diangkat keatas, itu namanya digantung di tangan.

Kedua tangan Yesus juga tidak diikat di bawah sejajar dengan posisi badan, itu namanya posisi siaga baris-berbaris.


Namun posisi Yesus disalib membentuk pola : neraca - sebuah kesetimbangan



Mat 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.




Dalam Perjanjian Lama :

Allah digambarkan sebagai Tuhan yang keras yang menuntut segala sesuatu harus berjalan pada rules yang telah ditetapkan.

Dalam Perjanjian Baru :

Allah digambarkan sebagai Bapa yang penuh kasih, yang mengasihi anak-anakNya


Apakah dengan demikian figur Allah dalam PB telah menggantikan figur Allah dalam PL?


Tidak!


Inilah yang akan saya sampaikan mengenai kalimat terakhir Yesus : It's Finished!

Dalam PL, melalui nabi-nabiNya , Allah telah berbicara kepada manusia. Allah menyatakan dirinya sebagai Tuhan dan Raja yang penuh hormat, kemuliaan dan kekudusan. Semuanya ini tidak boleh berkurang ataupun dinodai.

Luk 20:25 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!"

Namun dalam PB, Allah berbicara kepada manusia melalui diriNya sendiri yaitu Manusia Yesus, menyatakan diriNya sebagai figur seorang Bapa yang mengasihi anak-anakNya


Yesus meletakkan kedua sisi figur Allah dalam rentangan tanganNya di kayu salib.

Rentangan kayu salib adalah rentangan neraca keseimbangan.

Keseimbangan figur Allah sebagai Tuhan dan Raja serta figur Allah sebagai Bapa


  • Bila kita melupakan sisi Allah sebagai Tuhan dan Raja, dan hanya menekankan figur Allah sebagai Bapa saja, maka kita akan kurang ajar, tidak hormat dan tidak menempatkan pribadi Allah sebagai mana layaknya.

Mat 22:11-13
(11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
(12) Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
(13) Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

Dalam bahasa Yunani, nats 11 ditulis demikian

Mat 22:11 εἰσελθὼν {eiselthon} δὲ {de} ὁ {ho} βασιλεὺς {basileus} θεάσασθαι { theasasthai} τοὺς { tous } ἀνακειμένους {anakeimenous} εἶδεν {eiden} ἐκεῖ { ekei} ἄνθρωπον {anthropon} οὐκ {ouk} ἐνδεδυμένον {endedumenon} ἔνδυμα{enduma} γάμου {gamou}·

G1742
ἔνδυμα
enduma
en'-doo-mah
From G1746; apparel (especially the outer robe): - clothing, garment, raiment.


G1062
γάμος
gamos
gam'-os
Of uncertain affinity; nuptials: - marriage, wedding.


Ada dua hal penting yang hendak disampaikan kepada kita oleh Yesus:

1. Menghadap Sang Raja harus berpakaian yang layak, tidak boleh memakai pakaian sebarangan seperti diatas, apalagi tidak berpakaian.

Pakaian in adalah pakaian kekudusan dan kebenaran

Rev 16:15 "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

Rev 7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Rev 22:14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya.


2. Dalam bahasa aselinya dituliskan sebagai : pakaian pernikahan (istilah pakaian pesta terlalu luas maknanya)

Artinya, kita inilah pengantin wanita.

Permasalahanya adalah :

Adakah kita berjaga-jaga dengan keadaan kita sendiri?
Adakah kita memperhatikan lampu dan minyak yang kita bawa?
Adakah kita menjadi satu kelompok dengan lima gadis bijaksana?
Adakah kita menjadi satu kelompok dengan lima gadis bodoh?
Adakah kita memperhatikan pakaian kita?(Mat 25:1-13 )

Bila tidak maka : pintu itu akan tertutup bagi kita, atau kita akan dilempar keluar.

Mat 7:22-23
(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Mereka adalah kategori orang-orang yang menempatkan Allah sebagai seorang Bapa yang maha kasih, namun melupakan sisi Allah yang adalah Tuhan dan Raja yang menuntuk kekudusan dan kebenaran.

  • Bila kita terlalu menekankan figur Allah sebagai Tuhan dan Raja dan melupakan sisi Allah Bapa yang mengasihi anak-anakNya, maka kita terjebak dalam rules manusia agamawi, yang selalu penuh ketakutan untuk menghampiri tahta Allah.


It's finished...


Put its all in balance like Jesus did...



with warm regards

No comments: