Tuesday, January 22, 2008

Pring Ori

Sewaktu saya kecil, kami menyebut tanaman bambu ini sebagai Pring Ori; pring = bambu, ori = duri.
Jadi Pring Ori adalah bambu yang berduri.

Namun entah kenapa ternyata definisi ini berbeda dengan daftar tanaman bambu yang ada disini.

2 Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. Pring ori Jawa, Sulawesi
3 Bambusa atra Lindl. Loleba Maluku
4 Bambusa balcooa Roxb. - Jawa
5 Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. Bambu duri Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara

Pring ori yang saya maksud adalah bambu duri dengan nama botani Bambusa blumeana.



"FEATURES:

  • Great fence.
  • Thorns around lower branches.
  • Good poles and shoots.
  • S.E.Asia origin.

A slightly smaller version of B. arundinacea. Equally effective as a living fence."


Waktu saya kecil dulu, di desaku banyak sekali pring ori semacam itu, namun bedanya pring ori didaerah saya sangat besar dan tinggi-inggi sekali.

Orang akan menemui kesulitan ketika akan menebang bambu jenis ini. Sebab masing-masing batang bambu menyatu - disatukan - oleh ranting-ranting batang bambu yang berduri ini. Ranting-ranting berduri ini saling membelit!

Bila kita akan menebang satu batang saja, maka kita harus memangkas habis dulu ranting-ranting berduri ini. Setelah itu kita juga harus berhati-hati dengan ranting berduri ini, sebab ia mirip dengan pagar kawat berduri.






Ya
Ranting berduri ini membentuk semacam pagar kawat berduri, dengan tanaman pokok bambu sebagai tiang penyangga utama!

Perhatikan fitur bambu diatas :
  • Great fence. (pagar yang hebat)
  • Thorns around lower branches. (cabang berduri pada bagian bawah)
  • Equally effective as a living fence. (efektif sebagai pagar hidup)

Dikisahkan pada jaman doeloe, ketika boemi Djawa dan Noesantara dijajah Wong Londo (Walondo, Belanda)...


Terdapat sebuah desa yang tidak dapat ditaklukkan oleh Belanda, karena desa ini memiliki benteng yang sangat kokoh yang mengelilingi desa ini.

Belanda dengan segala peralatannya tidak sanggup menembus benteng pertahanan ini, karena baru kali ini mereka menemukan benteng yang aneh : benteng tanaman hidup, pring ori!
Mereka tidak punya pengalaman atau cara untuk menebang pohon bambu ini - syusyah memang. Pagar in tebal dan lebat.

Namun pihak Belanda menemukan kelemahan - bukan pada pagar ini, tetapi pada penduduknya yaitu : uang.

Maka mulailah pihak Belanda menabur uang disepanjang keliling sisi luar pagar ini. Jumlahnya cukup banyak. Hari demi hari semakin banyak uang yang ditabur (kayak nabur biji saja ).
Namanya juga manusia, tak tahan melihat uang dalam jumlah besar,mata penduduk jadi ijo (mata duitan). Pelan-pelan penduduk mulai menebangi pring ori ini dari dalam.

Yah...mereka telah memulai untuk merusak pagar perlindungan - kubu pagar pertahanan dari dalam.

Singkat cerita, habislah seluruh pagar hidup yang membentengi kehidupan mereka selama ini dari ancaman penjajah. Kini mereka jatuh ke tangan penjajah karena ulah mereka sendiri : merusak benteng perlindungan...

...

Kisah desa diatas mirip kisah sebuah daerah bernama Galia



Yang digawangi oleh : Asterix dan Obelix



Bedanya daerah ini tidak pernah bisa ditaklukan oleh pasukan Romawi :)

...

Terkadang kita juga berlaku seperti penduduk-penduduk desa diatas yang ditaklukkan oleh penjajah Belanda.

Kita lebih memilih untuk mengambil sikap : merusak pagar atau benteng yang memagari kita selama ini, yaitu iman!

Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.(Mat 18:10 )

Ya
Ada malaikat penjaga yang selalu menjagai dan mengawasi anak kecil ini.

Namun ketika kita 'dewasa', kita lebih suka memilih untuk menjaga diri sendiri dengan kekuatan kita, dengan logika kita, dengan pikiran kita, dengan argumen kita...

Ah, masa sih ada malaikat?
Ah, masa sih ada malaikat yang menjagai kita?
Ah masa sih Tuhan sampai sesibuk dan sangat perhatian seperti itu?

Dan ah-ah yang lain ...

Maka saat itulah kita mengambil tindakan menebang pring ori dari dalam ...
Kita mulai membongkar dan membuang benteng pertahanan kita ...

Aku berkata kepadamu: "Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." (Mar 10:15 )

'Kedewasaan' kita telah mejadi penghalang bagi kita untuk masuk ke dalam benteng perlindungan Tuhan , yaitu dalam hadiratNya, dalam Kerajaan Allah.

Maka penguasa kegelapan akan dengan leluasanya menguasai kita!

Sikap 'kedewasaan' disini adalah sikap yang berlawanan dengan sikap kanak-kanak yang polos dan jujur, apa adanya dan bukan pula sikap 'kedewasaan rohani'.

Kita harus memiliki sikap iman seperti anak kecil, sebuah sikap seorang kanak-kanak, dan bukan sikap kekanak-kanakan.

Justru sikap kedewasaan rohani adalah sikap seorang kanak-kanak : polos, jujur dan berserah kepada Bapa.


...

Pada suatu hari, ada seseorang yang sedang pamer kekuatan ilmunya di tengah lapangan. Ia dikerumuni banyak orang. Mereka sangat kagum dengan kesaktian orang ini.

Pada kesempatan itu dia sesumbar :

"Barangsiapa sanggup mengangkat sandal jepit saya ini, maka dia akan saya jadikan guru saya" tantangnya kepada hadirin

Banyak orang tua, dewasa, muda, anak-anak mencoba mengangkat sandal jepit yang telah dimanterai dan ditaruh di tengah-tengah penonton. Kebanyakan bukan bermaksud mau menjadi guru, namun sekedar iseng saja mencoba kekuatan mereka sendiri-sendir.Semua gagal.

Dari jauh ada seorang anak lari tergopoh-gopoh.
Namanya juga anak kecil.
Arah larinya berbelok ketika melihat kerumunan di tengah-tengah lapangan.

"Ada apa - ada apa"

Sang anak berlari dan menerobos kerumunan.

Karena saking semangatnya dia menerobos , sampai-sampai dia kebablasan ke tengah kerumunan.

Kakinya kesandung sendal jepit.
Sendal jepat melayang jauh kena tendang si anak.

Si anak merasa tidak menemukan apa-apa yang mnenarik di antara kerumanan, maka ia berbalik arah melanjutkan perjalanannya (larinya).

Kerumunan bubar.

Sang tokoh pun lari membuntuti si anak kecil tadi....memasuki ruang sekolah minggu...

(adaptasi kesaksian Ev. Daud Tony)



with warm regards

No comments: