Tuesday, January 15, 2008

Taboo

WORD HISTORY Among the many discoveries of Captain James Cook was a linguistic one, the term taboo.
In a journal entry from 1777, Cook says this word
“has a very comprehensive meaning; but, in general, signifies that a thing is forbidden.... When any thing is forbidden to be eat, or made use of, they say, that it is taboo.
Cook was in the Friendly Islands (now Tonga) at the time, so even though similar words occur in other Polynesian languages, the form
taboo from Tongan tabu is the one we have borrowed. The Tongans used tabu as an adjective.
Cook, besides borrowing the word into English, also made it into a noun referring to the prohibition itself and a verb meaning “to make someone or something taboo.”
From its origins in Polynesia the word
taboo has traveled as widely as Cook himself and is now used throughout the English-speaking world.

Kapen Cook menyatakan bahwa "kata ini memiliki arti yang sangat komprehensif ; namun, secara umum,menandakan sesuatu yang terlarang ...Ketika sesuatu dilarang untuk dimakan, atau menggunakan sesuatu, mereka katakan : itu tabu.."



Tabu...



Waktu saya kecil, seringkali orang tua saya menegur saya ketika saya sering duduk di pintu masuk



"
Ojo lunguh neng lawang, mengko mundak rejekine mlayu " katanya - (Jangan duduk di pintu, nanti rejekinya pergi)


Atau kalau adik saya yang waktu itu masih kuecil - balita, syusyah maemnya

"
Ayo ndang di maem, yen ora maem mengko kuthuk'e mati" katanya (Ayo segera dimakan, ntar kalau ndak makan anak ayam nya mati - :) apa hubungannya ya?)



"
Eh, ojo lungguh neng sapu, mengko ...." katanya (Hei, jangan duduk beralaskan sapu, ntar ...lanjutannya saya lupa :D )

Suatu hari, seorang hamba Tuhan diundang oleh seorang ibu rumah tangga untuk mendoakan anak gadisnya yang belum 'laku' - padahal adik-adik nya sudah pada
married.


"Pak, tolong doain anak saya ya supaya cepet dapet jodoh"
katanya
"Pada hal saya sudah sering melarang dia duduk di depan pintu tiap malam Jumat, saya juga sudah memberikan dia peniti,..."
tambahnya (taboo again...) S

aat hamba Tuhan ini melihat anak gadis ibu itu dia berkata dalam hati


"
Lah potongan kayak gini mana bisa laku, jangankan tidak duduk didepan pintu tiap Jumat malam, duduk tiap malam pun ndak ada yang bakalan melirik. Coba cantik dan langsing, meleng dikit pasti langsung ilang " pikirnya.

Memang kata-katanya agak pedas, namun dia punya alasan. Dari bentuk badannya, hamba Tuhan ini sudah bisa menebak kebiasaan makan serta tidak pedulinya dengan perawatan tubuh anak gadis itu.


Banyak sekali hal-hal tabu atau larangan-larangan turun temurun yang diwariskan dari nenek moyang ke kita tanpa penjelasan lebih lanjut.


Pokoknya : tabu!



Benarkah tabu sedemikian tabu, sehingga tidak ada penjelasan lebih lanjut?


Kalau di cermati lebih mendalam, ada suatu alasan yang sangat baik dibalik tabu itu.


Ada tiga hal - menurut saya - yang melatar belakangi hal ini :


1. Belum cukup waktu atau tepat waktu untuk memberikan alasan sesungguhnya kepada yang bersangkutan.


2. Yang bersangkutan belum bisa menerima dan memahami alasan sebenarnya


3.
Taboo is taboo


Tabu tidak boleh duduk di depan pintu :
Jelas sekali, menghalangi 'rejeki' yang mau masuk



Bayangkan, bagaimana orang yang membawa rejeki bisa masuk kedalam rumah kalau pintu nya saja sesak dipenuhi oleh anak-anak yang duduk disana?

Tabu tidak boleh duduk diatas sapu , ya jelas kotorlah ya

Didalam Alkitab pun banyak sekali 'tabu-tabu' yang belum bisa dipahami oleh bangsa Israel waktu itu. Sebab bahasa seperti itulah yang baru bisa dimengerti oleh mereka. Tuhan memakai bahasa itu. Mereka belum mengenal istilah apa itu lemak jahat, kolesterol, sampah buangan (acun) hasil metabolisme tubuh.


Kenapa Tuhan tidak memperkenalkan istilah itu?

1. Ini adalah bahasa manusia, bukan bahasa Tuhan. Manusia yang mengembangkan dan yang memakai

2. Lha nanti kalau istilah itu dikenalkan sama Tuhan, bisa saja istilah itu suatu saat tetap dianggap tabu dan manusia menciptakan istilah lain yang lebih 'keren' :)

3. Bukan kah Tuhan sudah memperkenalkan istilah itu? 'Jangan dimakan! itu bagian Ku'


Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu [dan memakai bahasa dewasa]. (
1Co 13:11 )

Tabu atas : lemak, darah dan jeroan

Lev 3:14-17
(14) Kemudian dari kambing itu ia harus mempersembahkan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang melekat pada isi perut itu sebagai persembahannya berupa korban api-apian bagi TUHAN,
(15) dan lagi kedua buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada pada pinggang dan umbai hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang itu.
(16) Imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan TUHAN.
(17) Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun di segala tempat kediamanmu: janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah."


1. Lemak


Dalam bahasa manusia kini - bahasa manusia dewasa - lemak (hewani) adalah sumber kolesterol jahat yang bisa mengakibatkan penyempitan sistem pembuluh darah

2. Ginjal (dua buah pinggang) dan hati

- termasuk juga paru-paru, jantung : adalah organ yang memproses sistem peredaran darah. Disana terjadi recycle yang tentunya akan menghasilkan sampah-sampah (CO2 - carbon dioxide, urine, racun)

3. Darah

"The circulatory system (or cardiovascular system) is an organ system that moves nutrients, gases, and wastes to and from cells, helps fight diseases and helps stabilize body temperature and pH to maintain homeostasis."

Blood also carries carbon dioxide and other waste materials to the lungs, kidneys, and digestive system, from where they are removed from the body.

Blood also carries hormones released by the endocrine glands and carries them to the body parts that need them.

Darah membawa : zat-zat makanan pada satu sisi dan sampah (urine - diproduksi di ginjal, CO2, racun, sel-sel darah mati, virus yang kalah oleh sel darah putih, hormon, dll) pada sisi lainnya.

Memang keduanya terpisah dalam sistem peredaran darah,namun ketika seekor binatang disembelih maka darah yang tertampung adalah darah campuran : darah 'kotor' dan darah 'bersih'.


Eze 44:7 yang membiarkan orang-orang asing, yaitu orang-orang yang tidak bersunat hatinya maupun dagingnya masuk dalam tempat kudus-Ku dan dengan kehadirannya mereka menajiskannya waktu kamu mempersembahkan santapan-Ku, yaitu lemak dan darah. Dengan berbuat begitu kamu lebih mengingkari perjanjian-Ku dari pada dengan segala perbuatanmu yang keji yang sudah-sudah.

Maka Tuhan katakan :


Lemak, buah pinggang, umbai hati dan darah adalah bagian Ku!

Sebab Tuhan tahu, semua itu tidak berguna bagi kesehatan tubuh manusia, bahkan bersifat merusak tubuh itu, yang tidak lain adalah bait Roh Kudus sendiri.



With warm regards

No comments: